PART 38 : KEMARAHAN HAIDAR DAN NILAM

781 95 15
                                    

HAI GAISSS!

AKU DATAAANG!

MAAF YA BARU BISA UPDATE!

YUK BURUAN BACA!

HAPPY READING!

"Kepedulian seseorang tidak akan hilang sekalipun kamu membencinya. Jika orang itu benar-benar tulus padamu."

"Kamu serius nggak mau kakak antar pulang aja, Sa?" Zelin bertanya sekali lagi, ragu bila harus meninggalkan Aksara sendirian di taman dan pulang sendiri.

Setelah duduk dan makan telur gulung seperti kemarin sambil berbicara banyak hal, Zelin berencana mengajak Aksara pulang karena hari sudah sore. Akan tetapi, laki-laki itu menolak. Dia memilih tinggal di tempat dan menyuruh Zelin untuk pulang terlebih dahulu.

"Enggak, Kak. Aksara mau di sini dulu sebentar. Kakak pulang dulu aja nanti Aksa bisa pulang pakai ojek online," jawab Aksara berusaha meyakinkan Zelin bahwa ia baik-baik saja pulang sendiri.

"Tapi, masa kamu pulang sendiri sih, Sa? Kan kakak yang ngajak kamu ke sini, jadi kakak juga yang harus nganterin kamu pulang," kukuh Zelin tetap bersikeras mengantar teman adiknya itu untuk pulang.

Aksara menggeleng lalu tersenyum kecil. Membuat debaran yang aneh di dada Zelin. Senyum remaja di depannya ini benar-benar mirip dengan senyum Abiyasa.

"Enggak papa, Kak. Aksara masih mau ketemu temen makanya Aksa masih mau di sini dulu."

"Temen kamu? Siapa? Tala? Tara? Afroza? Niskala? Atau ...?" cecar Zelin menyebutkan nama teman-teman yang sekiranya dekat dengan Aksara.

"Alinea, Kak." Aksara menjawab sembari mengarahkan pandangannya pada sosok perempuan berbandana merah yang duduk di bawah pohon sambil melamun.

"Dari tadi aku lihat dia ngelamun di sana. Makanya mau Aksa samperin, Kak."

Zelin mengikuti kemana arah pandang Aksara. Begitu melihat Alinea yang ternyata juga berada di taman ini, dia kembali menatap Aksara. "Kamu yakin mau nyamperin dia? Nanti kalau kamu malah diusir gimana, Aksa? Kalau Alinea jutekin kamu gimana?"

Sedikit banyak Zelin sudah mengetahui tentang perasaan cowok itu pada gadis berbandana merah yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS SMA HILTON. Perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan karwna gadis itu yang lebih memilih Arka, kakak Aksara. Atau bisa dibilang cinta segitiga. Dan Zelin khawatir bila Aksara akan kecewa dengan respon Alinea lagi. Zelin tidak mau Aksara sakit hati.

"Kak Zelin tenang aja. Aksa udah biasa kok diabaikan sama orang-orang juga sama Alinea. Aksa mau nyamperin Alinea sekarang bukan cuman karena perasaan Aksa ke dia, tapi karena Aksa tahu Alin pasti lagi ada masalah, Kak."

"Jadi, Aksa minta maaf nggak bisa pulang bareng kakak."

Zelin akhirnya mengangguk. Meski berat dia harus meninggalkan Aksara. Membiarkan pemuda itu mempunyai waktu dengan Alinea. Zelin hanya bisa berharap kalau gadis berbandana merah itu tidak lagi mengecewakan Aksara. Kalau sampai hal itu terjadi, Zelin akan benar-benar merebut Aksara. Dia tidak peduli status umur mereka yang terpaut jauh. Yang terpenting dia bisa membahagiakan Aksara.

Sepeninggalan Zelin, Aksara berjalan pelan menghampiri Alinea. Saking khusyuknya melamun, Alinea sampai tidak sadar bila saat ini Aksara sudah berada di belakangnya.

"Al."

Alinea tersentak. Dia menoleh ke belakang dan seketika membulatkan kedua matanya melihat sosok tinggi berseragam SMA dan berambut agak ikal tengah berdiri menatapnya dalam.

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang