PART 30 : RAHASIA ARKA

752 109 6
                                    

SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AKUN PENULIS

HARGAI PENULIS DENGAN VOTE DAN KOMENTAR

SELAMAT MEMBACA!

PART 30 : RAHASIA ARKA

Jangan menilai seseorang hanya dari satu sisi saja!

Langkah kaki Aksara begitu berat seakan banyak beban di kedua pundaknya. Cowok berkaus abu-abu itu duduk di sebuah bangku taman sendirian.

Usai melaksanakan salat asar tadi ia memilih keluar rumah. Memesan gojek untuk ke taman yang biasa ia kunjungi bersama Laskar guna menenangkan diri. Keputusan kepala sekolah mengenai pensi angkatannya tadi adalah pukulan terberat bagi Aksara.

Mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman tanpa sengaja ia menatap seorang cowok yang tampak tak asing di matanya.

Seorang cowok bertubuh tinggi berkulit putih dengan  seragam SMA yang dibalut sweater coklat tengah duduk di atas rerumputan dengan seorang perempuan yang mengenakan dress panjang motif bunga-bunga kecil yang dibalut cardigan rajut berwarna moca.

Tampak cowok itu menumpukan kepalanya pada pundak si perempuan sambil menangis. Bahunya bahkan sampai berguncang hebat. Sedang si perempuan mengelus pundak laki-laki itu dengan lembut.

Penasaran sekaligus ingin memastikan bahwa ia tak salah lihat. Aksara mendekat dan memilih bersembunyi di balik pohon untuk mendengarkan apa yang tengah mereka bicarakan.

"Aku jahat, Zin! Aku jahat!" Laki-laki itu berucap tanpa mendapat tanggapan dari si perempuan bersurai panjang terurai yang mengelus punggungnya.

Lama cowok itu terisak sampai ia menegakkan tubuhnya dan memandang si perempuan. "Aku ngerasa nggak pantas jadi kakak. Aku  udah jahat sama adik aku sendiri, Zin."

"Aku takut adik aku benci sam aku. Aku nggak mau dibenci sama mereka, Zin."

Aksara bergeming di tempat. Dia terus menatap Arka yang masih menangis dan berbicara pada gadis di depannya.

Dalam hati laki-laki itu bertanya tentang siapa perempuan di hadapan Arka. Kenapa mereka seperti sangat dekat? Bukankah Arka itu menyukai Alinea? Kenapa dia bersama perempuan lain?


Brak!

Suara bedebam pintu yang dibuka secara kasar mengalihkan perhatian seorang lelaki yang mengenakan pakaian formal. Laki-laki yang rambutnya sudah sedikit beruban itu meletakkan berkas-berkas di tangannya, keningnya berkerut dalam melihat kedatangan putra sulungnya di kantor.

"Ada apa Arka? Tumben ke kantor Papa? Biasanya kamu selalu menolak kalau Papa ajak ke kantor. Katanya kamu nggak mau gantiin Papa," sambut Haidar pada putranya.

"Papa mau ngadu domba kita lagi?!" ujar cowok berseragam SMA yang kini berdiri dengan otot-otot yang menegang itu to the poin.

Haidar berdiri dari duduknya untuk menghampiri sang putra kesayangannya. "Mengadu domba?" beonya.

"Papa nggak usah pura-pura nggak tahu. Arka tahu masalah pensi angkatan 22 yang nggak jadi itu karena Papa kan? Papa yang mengcopy paste konsep Aksa atas nama Arka."

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang