PART 19 : AKSARA DAN ZELIN

793 100 11
                                    

PART 19 : AKSARA DAN ZELIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 19 : AKSARA DAN ZELIN

Kamu bisa berhenti mengharapkannya, tapi tidak dengan melupakan kenangannya.

Para inti OSIS kini berkumpul di rumah Tala dan Tara. Hari ini kakak mereka akan pulang dari Canberra setelah beberapa bulan tinggal di sana atas permintaan sang bibi. Hanya Alinea lah yang tidak ikut ke rumah sultan Pradana dengan alasan ada urusan. Entah, urusan apa tidak ada yang tahu. Gadis berbandana merah itu langsung pulang usai bel pulang berbunyi.

"Pok amai-amai belalang kupu-kupu. Bayar duit aku yang semua kau sapu ...." Tara menepuk-nepuk tangannya sambil menyanyikan lagu yang tengah viral beberapa hari terakhir di akun tiktoknya.

Cowok berjambul itu bernyanyi tepat di samping telinga sang abang. Membuat si empu menutup telinganya karena suara sumbang sang adik.

Buk!

Tala yang kepalang kesal menimpuk adiknya dengan bantal di sofa. "Bisa diem nggak Tar? Suara jelek lo tuh bikin telinga gue tercemar!" Cowok itu berujar dengan wajahnya yang teramat datar.

Tara meringis menyentuh wajahnya yang kena timpuk. Begini amat punya abang, nggak bisa diajak bercanda, batinnya menahan kesal.

Ide jahil pun terlintas di benak Tara, dia tersenyum miring sebelum akhirnya mendekap kepala kakaknya di ketiaknya lalu meneriakinya tepat di telinga.

"RAAAWRRRR URRRAAAAAA!!!"

Tala memekik terkejut. "Woyyy bangsat! Telinga gue budek njir!"

Cowok berlesung pipi itu segera mendorong tubuh sang adik. Dia mengusap telinganya dengan wajah memerah menahan emosi. Lalu, secepat kilat ia menarik kepala sang adik untuk membalas perlakuannya. Dalam hitungan detik keduanya sudah bergulat di karpet.

Aksara, Niskala, dan Afroza geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua adik kakak di depan mereka yang mirip kucing dan tikus. Sepertinya tidak ada hari yang mereka berdua lewatkan tanpa berantem dan berdebat.

"Seandainya aja gue bisa sedekat itu sama Kak Arka," batin Aksara tertawa hambar.

Karena tidak mau melihat kedekatan dan keseruan kakak adik yang sedang bergulat itu, Aksara meminta izin untuk ke kamar mandi sebentar. Dia tidak mau melihat pemandangan yang membuatnya semakin iri.

Sepeninggalan Aksara, di tengah pergulatan yang terjadi muncul sosok perempuan berambut panjang berwarna kecoklatan yang kini berdiri berkacak pinggang tak jauh dari mereka.

Sontak Tala dan Tara menghentikan pergulatan mereka.

"Kak Zelin!" pekik mereka nyaris bersamaan.

Lalu, tanpa aba-aba keduanya langsung berdiri dan menyerbu sang kakak.

"Gila! Kangen banget sama lo nenek lampir," ceplos Tara memeluk erat-erat sang kakak hingga membuatnya kesulitan bernapas.

"Nggak ada lo gue stress ngerawat bocil setan ini, Kak. Nyebelin banget," adu Tala masih tanpa ekspresi.

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang