PART 16 : PERMINTAAN MAAF

813 106 13
                                    

HAI-HAI
AKSARA UDAH MUNCUL NIH!

SEBELUM BACA AKU MAU TAU DONG TOKOH FAVORIT KALIAN DI SINI SIAPA?

TULISKAN NAMANYA DAN ALASANNYA!

HAPPY READING
______________________________________

HAPPY READING______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 15 : PERMINTAAN MAAF


Mencintai lo itu emang luka yang tiada ujungnya, Al. Yang gue dapet cuman kesakitan. Tapi, gue suka. Karena luka dari lo itu adalah candu yang tiasa duanya.

"Terima kasih, Pak. Bapak sudah membantu kami agar tidak masuk BK," kata Arka usai Abiyasa berbicara dengan Bu Maya yang mengetahui perkelahian mereka dan hendak menghukumnya.
Entah karena pembelaan juga penjelasan atau karena pesona dari duda muda itu, Bu Maya yang terkenal killer mengurungkan niatnya untuk memberi hukuman pada Arka dan Laskar.

"Oh, baiklah kalau memang Pak Abi sudah menyelesaikan masalah ini. Saya serahkan semuanya pada Pak Abi. Yang terpenting mereka tidak mengulangi perbuatannya lagi atau membawa masalah keluarga ke sekolah," ujar Bu Maya beberapa menit lalu di depan ruang BK.

"Karena saya khawatir akan mengganggu kenyamanan siswa lain di sini, Pak. Selain itu, mereka bisa menjadi contoh yang tidak baik bagi murid lainnya. Apalagi Arka ini adalah mantan ketua OSIS yang dikenal sebagai siswa tauladan. Akan sangat disayangkan kalau dia terseret ke BK karena masalah keluarganya."  Ia menjelaskan keresahannya mengenai masalah tadi dengan kalimat yang panjang seolah ingin membuat Abiyasa terkesan padanya.

"Iya, Bu. Saya akan pastikan kalau mereka tidak akan mengulangi kejadian ini di sekolah. Jika mereka mengulangi lagi saya bersedia menjadi jaminannya," tukas Abiyasa mantap sebelum pamit mengantarkan kedua muridnya kembali ke kelas.

"Iya, sama-sama." Abiyasa menyunggingkan senyum yang membuat matanya menyipit di balik bingkai kacamata.

Laskar yang berdiri di sisi kanan laki-laki itu berjalan sembari memiringkan kepalanya. "Tapi, Bapak mau menjadi jaminan kami? Bagaimana jika kami mengingkari janji dan hal seperti tadi terulang lagi?" tanyanya penasaran lantaran guru baru yang bahkan belum ada sehari di sekolah itu sudah berkenan menjadi jaminannya.

Arka menoleh cepat pada sang adik. Matanya melebar. "Lo punya niatan berantem lagi sama gue?"

Laskar menaikkan sebelah alisnya, menantang. "Kenapa? Lo takut?"

"Cemen," ejek Laskar mendengus geli.

Arka menarik napasnya lalu membuangnya. Memilih bungkam daripada membalas ejekan sang adik yang justru akan memancing emosinya. Dia tidak mau title murid tauladan dan mantan ketua OSIS berwibawa yang tersemat pada namanya, hilang hanya karena Laskar.

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang