HAPPY READING!
______________________________________PART 4 : SELALU SALAH
Bahwa terbiasa sakit dan disakiti terkadang membuat seseorang lupa tentang bagaimana rasa sakit itu sendiri.
"Shhhh... huhahhh... huhahhh."
Laskar mengipasi mulutnya yang kepedasan menggunakan tangan. Karena makan sambil main ponsel ia sampai tidak sadar menuangkan banyak sambal ke dalam mangkuk mie ayamnya. Padahal niatnya hanya menuang setengah sendok saja. Karena tidak sadar dan lupa sudah menuangkan sambal ia malah kembali menuangkan dua sendok lagi.
Laskar menjulurkan lidah dengan mata yang berkaca-kaca. Segelas es teh di depannya telah tandas, tapi sensasi pedas yang tercecap di mulut dan lidahnya belum juga menghilang.
"Nih! Minum aja punya gue! Nunggu pesen lagi nanti lama." Aksara mengangsurkan es tehnya yang masih utuh ke hadapan Laskar. Tak lupa ia juga menggambil semangkuk mie ayam adiknya itu dan menggantinya dengan miliknya yang belum ia tuang sambal. Aksara tahu Laskar itu tidak suka pedas.
"Loh Kak lo, kan, nggak bisa makan pedes," ujar Laskar di sela-sela desisannya karena lidahnya masih terasa terbakar.
Aksara tersenyum simpul. Dia itu pecinta pedas. Sayangnya ia memiliki penyakit mag yang bisa kambuh sewaktu-waktu ketika ia makan yang pedas dan asam. "Nggak papa dikit doang kok."
"Daripada dibuang, kan, mubazir."
Aksara segera melilitkan mie ayam itu ke garpu dan menyuapkannya ke mulutnya. Tidak ada sensasi pedas yang ia rasakan di mulutnya ia kembali menambah tiga sendok sambal.
"Kak!" cegah Laskar pada Aksara yang tak diindahkan oleh cowok berkulit sawo matang itu.
"Udah buruan makan keburu dingin nanti nggak enak," suruhnya kembali menyuapkan mie ke dalam mulutnya.
Saat ini keduanya tengah berada di kedai mie ayam di pinggirn jalan dekat dari SMA HILTON. Karena ucapan Aksara tadi semangat Laskar kembali membara cowok berambut keriting itu memaksa ikut main lagi dan pada akhirnya berhasil mencetak dua gol yang menjadikan timnya meraih kemenangan.
Dan untuk merayakan kemenangannya ia mentraktir kakaknya makan mie ayam.
"Dibilangin ngeyel. Awas aja kalo ntar malem perut lo sakit gue gak tanggung jawab," omel Laskar.
Di saat keduanya tengah asyik makan tiba-tiba ada motor KLX yang berhenti di depan kedai. Laskar melongokkan kepalanya merasa tak asing dengan suara motor itu. Suaranya mirip dengan motor Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (TAMAT)
Teen FictionApa yang terlintas di benak kalian mendengar kata Ketua Osis? Sudah pasti cowok keren, dingin, dan populer, kan? Kalau iya berarti kalian perlu membaca cerita yang satu ini. Ini tentang Aksara si ketua Osis yang menyandang disabilitas bawaan lahi...