PART 11 : PERAYAAN HARI KARTINI

787 100 10
                                    

HAPPY READING!
______________________________________

HAPPY READING! ______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 11 : PERAYAAN HARI KARTINI

Seseorang yang jatuh cinta tidak pernah melihat besar dan kecilnya perhatian itu. Asalkan dari dia, sekecil apapun bahagianya begitu nyata.


"Sa, Risda kecelakaan," beritahu Adroza yang tergopoh-gopoh memasuki ruang OSIS.

Aksara sontak menghentikan kegiatannya yang berkutat dengan lembar kertas HVS yang berisikan jadwal acara.

Risda adalah anggota OSIS yang seharusnya menjadi MC pada lomba fashion show untuk perayaan hari Kartini yang akan dilangsungkan usai upacara nanti.

"Gue tadi denger kabarnya dari anak Bahasa. Katanya Risda sekarang lagi dibawa ke rumah sakit," imbuh Afroza membuat kepala Aksara pening seketika.

Itu artinya Risda tidak bisa menjadi MC dan ia harus segera mencari penggantinya. Tapi, siapa? Siapa yang bisa menggantikan Risda sebagai MC secara mendadak tanpa briefing dan latihan terlebih dahulu.

"Kita harus cari ganti secepatnya, Sa," ujar Niskala masih terdengar lembut meski ia juga ikut panik.

Aksara terdiam. Otaknya berputar meneliti satu per satu nama teman seangkatannya yang menurutnya nemiliki kemampuan public speaking yang bagus.

Belum selesai ia berpikir, Tala yang baru saja dari luar masuk ke ruangan dan langsung menawarkan diri untuk menjadi MC. "Biar gue aja yang gantiin Risda," tukasnya yang sudah mengetahui apa yang terjadi.

"Heh! Jangan bercanda lo, Bang!" seru Tara yang masuk setelahnya. "Lo mau gantiin Risda jadi MC nonformal? Yang ada penontonnya malah pada takut. Lagian jadi MC lomba itu harus ekspresif. Muka lo aja kek tembok gitu. "

Tara yakin jika Tala yang menjadi MC, acaranya akan bubar. Laki-laki itu mungkin bisa berbicara panjang kali lebar kali tinggi dengan satu kali tarikan napas. Tetapi, pastinya tanpa nada dan ekspresi. Yang ada bukannya meriah malah menyeramkan gara-gara tampang abangnya yang teramat datar.

Tala mendengus mendengar ucapan Tara. Tapi, apa yang adiknya itu katakan memang benar. Yang dibutuhkan saat ini adalah MC non formal untuk lomba bukan MC formal untuk upacara.

"Terus siapa yang gantiin Risda? Ini bentar lagi upacara udah mulai, abis itu langsung lomba." Afroza panik. Ia menggigit ujung kukunya dengan sebelah tangan yang berkacak pinggang.

Alinea yang juga berada di dalam ruangan itu hanya bergeming. Tangan gadis berbandana merah itu sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Pandangannya sama sekali tak teralih dari benda pipih itu sejak Afroza masuk dan menceritakan masalah besar untuk event kali ini.

"Eh, Al! Lo bantuin mikir napa? Jangan diem doang kayak patung hidup. Ini kita lagi mumet loh," tegur Tara membuat gadis itu mengangkat pandangannya.

Alinea meletakkan ponselnya ke atas meja. "Kalian kenal Kak Via anak 12 IPA 1?"

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang