PART 29 : SATU FAKTA ABIYASA

865 109 12
                                    

PART 29 : SATU FAKTA ABIYASA

HAI GAISSS AKU UPDATE!

SUDAH SIAP TAHU SATU FAKTA TENTANG PAK GURU ABI?

YUK CUS!

SELAMAT MEMBACA!


"Benarkah cinta tak pernah pandang usia?"

Setelah bel pulang berbunyi Aksara tidak langsung pulang. Dia duduk di pinggir lapangan seorang diri. Memikirkan banyak hal yang membuat kepalanya terasa berdenyut nyeri.

Laskar sang adik tidak bisa mengantarnya pulang karena sedang persiapan untuk lomba futsal.

"Gue harus ngelakuin apa biar angkatan 22 bisa tampil," monolongnya dengan pandangan kosong.

Tadi Abiyasa sudah mencoba berbicara dengan kepala sekolah agar tetap memberi kesempatan pada angkatannya agar tampil. Negosiasi yang dilakukan guru muda tersebut tetap saja tak membuahkan hasil. Adiwijaya tetap kukuh pada keputusaannya.

Afroza yang melihat laki-laki itu dari koridor mengajak Niskala untuk menghampirinya. Tapi dilarang oleh Tara.

"Jangan!" cegahnya.

"Biarin Aksa sendiri dulu. Dia pasti butuh waktu buat nenangin dirinya."

Afroza mengangguk. Dia memilih pulang bersama Niskala yang sudah dijemput oleh supir dan mebiarkan Aksara sendiri terlebih dahulu.

Sementara Tala mengajak Tara agr tetap tinggal di tempat untuk memastikan bahwa Aksara baik-baik saja.

"Ngapain sih Bang nungguin si Aksa kurang kerjaan tau nggak," seloroh Tara keberatan dengan ajakan Tala.

"Gue cuman mau mastiin kalau Aksara nggak bakalan nyakitin dirinya sendiri, Tar."

Tala tahu Aksara sering menyakiti dirinya sendiri ketika ia tertekan. Dan selama beberapa minggu terakhir ini cowok itu mengatakan padanya bahwa ia mulai bisa mengatasi keinginannya untuk menyakiti diri sendiri dengan cara menyibukkan diri dengan angkatan.

Tala takut dengan keadaan seperti ini membuat Aksara tidak bisa berpikir jernih dan melakukan sesuatu untuk melampiaskan emosinya.

"Heran gue. Lo perhatian banget sih sama Aksara, Bang? Sama gue yang adek lo aja lo cuek bebek," ungkap Tara sambil bersidekap.

"Karena Aksara itu beda sama kita, Tar. Lo lihat!" Tara menunjuk cowok yang kini merunduk memandang sepasang kakinya yang berbalut sepatunya dengan tatapan nanar.

"Aksara itu selain nggak sempurna dia juga kekurangan kasih sayang dari keluarganya. Dia nggak pernah ngerasain kasih sayang dari kakak dan kedua orang tuanya. Beda sama lo ... sama gue," tuturnya.

"Kita dapet kasih sayang dari ortu kita yang lengkap juga dari Kak Zelin. Sedangkan Aksa? Dia cuman punya Laskar sama kita, Tar."

Tara membisu. Dia merenungkan perkataan Tara barusan.

***

Sekali lagi Tala memandang ke arah lapangan tempat Tala berada sebelum ia beranjak dari tempatnya. Sejujurnya ia tak tega meninggalkan Aksara sendirian. Tapi, orangtuanya menelepon agar mereka segera pulang karena akan dikenalkan di acara rekan bisnis papanya.

Saat di mobil Tala memberi pesan pada seseorang untuk menemani Aksara. Dia tahu di dalam kondisi seperti ini Aksara sangat butuh sosok yang bisa menjadi tempat bersandarnya.

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang