HAPPY READING!
______________________________________
PART 14 : KEMARAHAN LASKAR
Sesama saudara itu seharusnya saling menjaga bukan malah saling melukai.
Aksara membulatkan mata terkejut. Kaki cowok itu sudah tenggelam sampai lutut di got penuh lumpur. Bajunya juga sudah tak karuan terkena cipratan air got. Aksara berusaha naik, namun rupanya kakinya menancap di lumpur. Sulit baginya untuk menarik kakinya apalagi dengan sebelah kaki palsunya.
Tawa untuk Aksara makin menggema. Dari puluhan siswa-siswi yang ada di sana, tidak ada yang mau membantu mereka hanya menjadi penonton dengan ponsel yang mengarah pada Aksara. Merekam insiden ini untuk diabadikan dan di unggah di akun mereka agar viral.
Melihat Aksara yang kesusahan untuk naik dan meloloskan diri dari lumpur, Alinea tak tega. Gadis berbandana merah itu menggerakkan kakinya selangkah, namun segera ditahan oleh Arka.
"Jangan, Al," cegah Arka menahan pergelangan tangan gadis berbandana merah itu.
Alinea tidak jadi melangkah. Dia mendongak untuk bisa menatap Arka yang berdiri menjulang di sampingnya. "Kak," lirihnya.
"Bentar lagi pasti ada yang nolongin," ujarnya hanya diam menatap sang adik yang bersusah payah berusaha naik dari got.
Tidak ada teriakan minta tolong yang keluar dari bibir Aksara. Cowok itu hanya menggumam bismillah berkali-kali sambil berusaha naik. Meskipun tawa di sekelilingnya semakin mengudara. Aksara benar-benar menulikan pendengarannya pada mereka.
"ANJING!" seruan seorang lelaki berkulit gelap dan berpostur tinggi tegap menyentak siswa-siswi yang mentertawakan Aksara.
"KALIAN SEMUA ANJING!" teriak cowok dengan seragam lusuh dan tanpa badge kelas maupun nama itu pada mereka.
"ENGGAK PUNYA HATI! MATI AJA LO SEMUA!"
Cowok yang mereka ketahui bernama Pradipta, anak kelas XI IPS 3 yang terkenal badung dan sering keluar masuk BK itu berjalan menuju Aksara dengan mata memerah diiringi antek-anteknya. Ia melepas sepatunya dengan asal dan langsung ikut menceburkan diri ke dalam got sambil mengumpati beberapa orang yang berada di dekat sana, namun hanya menjadi penonton saja.
Dibantu beberapa temannya, Dipta berusaha menaikkan Aksara. Cowok itu memerintahkan teman-temannya untuk menarik tangan Aksara dan mengangkat tubuh ketua mereka. Sementara, dirinya membantu mengangkat kaki Aksara yang tenggelam di lumpur.
Tak sampai satu menit, Aksara sudah berhasil di angkat ke tepi lapangan. Keadaan cowok itu sudah kacau. Separuh tubuhnya penuh lumpur dan bajunya terkena cipratan lumpur. Mengenaskan.
Bersamaan dengan itu Laskar datang menuju lapangan basket. Laskar, laki-laki dengan seragam yang dikeluarkan itu berlari menuju kakaknya dengan perasaan khawatir. Dia langsung menubruk tubuh Aksara dan memeluknya, tidak peduli jika ada yang jijik dengannya atau mengatakannya lebay. Tidak peduli juga jika bajunya ikut kotor terkena lumpur got. Laskar tidak peduli itu ia hanya khawatir dengan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (TAMAT)
Teen FictionApa yang terlintas di benak kalian mendengar kata Ketua Osis? Sudah pasti cowok keren, dingin, dan populer, kan? Kalau iya berarti kalian perlu membaca cerita yang satu ini. Ini tentang Aksara si ketua Osis yang menyandang disabilitas bawaan lahi...