HAI GAISSS AKU UPDATE!
MANA NIH SUARANYA YANG UDAH NUNGGUIN!
WARNING PART INI NGGAK ADA SECENE AKSARA!
HAPPY READING!
"Terkadang orangtua meminta dimengerti oleh anak, tapi tidak mau mencoba mengerti tentang mereka."
Kabar mengenai Aksara yang terjatuh dari tangga sudah sampai ke telinga Tala dan Tara. Kedua cowok itu bergegas pergi ke rumah sakit usai mendapat telepon dari Laskar.
Sesampainya di rumah sakit, Tala dan Tara yang sudah menyiapkan berbagai macam pertanyaan mengurungkan niat mereka untuk bertanya ketika melihat suasana di depan ruang tunggu yang sangat menegangkan.
Arka sibuk dengan ponselnya, sedangkan Laskar tengah bertatapan sengit dengan Haidar dan Nilam.
Tala dan Tara mengambil tempat di sebelah Arka yang begitu serius. "Kak, gimana keadaannya Aksa?" tanya Tala , tidak berani menanyakan perihal apa yang sebenarnya terjadi.
"Masih ditanganin sama dokter."
Tala dan Tara mengangguk dan langsung diam. Dia merasa canggung berada di situasi saat ini, di mana Laskar makin menatap sengit ke arah Haidar dan Nilam.
"Ini semua gara-gara kalian!" hardik Laskar berdiri tepat di depan papanya.
"Gara-gara kalian Kak Aksa jadi jatuh dari tangga!"
"Ini salah dia sendiri, Laskar!" balas Haidar membentak.
"Saya menyuruhnya untuk menjaga rumah. Tapi, dia malah tidur sampai tidak sadar ada maling masuk!"
"Dia itu memang anak pembawa—"
"CUKUP!"
Sebuah teriakan menghentikan ucapan Haidar. Seorang lelaki bertubuh jakung dan berkacamata melangkahkan kakinya di lorong rumah sakit menuju Haidar.
"Berhenti menyebut Aksara anak pembawa sial."
"Kamu." Haidar melotot, tubuhnya menegang seketika melihat keberadaan Abiyasa di rumah sakit. Siapa yang sudah menghubunginya?
Reaksi yang tak jauh berbeda diberikan oleh Nilam. Perempuan itu syok melihat Abiyasa.
"Kenapa kamu bisa ada di sini?"
"Aku." Arka berdiri dari duduknya dan menatap datar sang papa. "Aku yang panggil Pak Abi ke sini, Pa."
Tala dan Tara ikut berdiri, tapi mereka hanya saling pandang. Tidak mengerti akan apa yang sebenarnya terjadi juga kenapa Abiyasa, gurunya bisa ada di sini.
"Arka." Nilam tidak menyangka ternyata Arka mengenal Abiyasa. Apa jangan-jangan putranya itu sudah tahu kalau sebenarnya Abiyasa itu ....
"Kenapa kamu suruh bedebah ini ke sini, Arka?" geram Haidar.
Abiyasa maju selangkah. "Memangnya kenapa kalau saya ada di sini?"
Haidar diam. Tidak tahu harus membalas apa.
Laki-laki berkacamata itu mengepalkan tangannya kuat. Tatapan matanya tak berpindah barang satu centi pun dari Haidar.
"Apa belum cukup penderitaan yang Aksa terima selama ini?"
"Apa Papa belum puas nyiksa dia selama ini, Pa?!"
"Papa?" lirih Tala dan Tara nyaris bersamaan.
Nilam dibuat syok oleh pengakuan Abiyasa. Sedangkan, Laskar menatap gurunya itu dengan tatapan penuh pertanyaan. Papa? Apa maksud guru barunya itu? Apa jangan-jangan akta kelahiran yang pernah ia lihat dulu adalah milik .... Abiyasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (TAMAT)
Teen FictionApa yang terlintas di benak kalian mendengar kata Ketua Osis? Sudah pasti cowok keren, dingin, dan populer, kan? Kalau iya berarti kalian perlu membaca cerita yang satu ini. Ini tentang Aksara si ketua Osis yang menyandang disabilitas bawaan lahi...