Perjumpaan Paquine Ambar Pratiwi dengan keluarganya serasa hambar. Istri Om Adi seperti tidak menerima kehadirannya. Baru saja tiba di rumah, dengan hati yang rindu Tiwi memeluk Ayahnya dengan air mata. Saat menyalami Ibu Tirinya yang terpaut hanya 10 tahun dengan Tiwi, Ibu Tirinya hanya asal salam saja dan pergi ke kamar membawa anak bawaannya.
"Yah....." Tatap mata Tiwi ke Ayahnya penuh makna.
"Enggak usah dipikirkan sayang. Ayah rindu sama kamu anakku" peluk Om Adi.
"Ambar masih ingin ketemu Ibu. Ambar ke Ibu lagi ya Yah" pintanya.
"Boleh. Masuk aja sayang" suruh Ayahnya.
Tiwi memberanikan diri mengetuk pintu kamar Ayahnya.
Tok
Tok
Tok.
"Bu, Ambar boleh masuk ya"
Tidak ada sahutan."Bu......" Sekali lagi Tiwi memanggil.
Pintu dibuka.
Kaki Tiwi melangkah dengan sedikit kaku sambil pintu ditutup."Bu, Tiwi tidak lama disini. Hanya beberapa hari saja. Tiwi tidak akan mengganggu Ibu dengan Ayah" kata kata Tiwi seakan terpaksa.
Dalam hati Tiwi, 'ya Allah kenapa Ayahku memilih perempuan seperti ini".
"Aku lagi hamil Mbar. Lagi malas bicara" tanpa melihat wajah Tiwi, ibu tirinya mengelus elus perutnya.
"Maaf kalau mengganggu Bu. Ambar senang mendengarnya Bu. Berarti Ambar punya adik. Senang Ambar Bu" Tiwi seakan menghibur dirinya.
"Senang? Bukannya kamu tidak menginginkan Ayahmu nikah lagi?"
"Bu, itu memang ke inginan Ambar. Tapi keputusannya kan sama Ayah."
Ibu tiri Tiwi pura pura muntah dan mengibaskan tangannya agar Tiwi keluar dari kamarnya.
Dengan berat hati Tiwi keluar dari kamar Ayahnya.Senyum dan ceria Tiwi ketika menemui Ayahnya dibuat buat agar tidak menunjukkan kekecewaan hatinya.
"Ibu cantik ya Yah. Pasti adekku nanti ganteng kalau cowok. Cantik kaya Tiwi kalau cewek" kata Tiwi sambil memeluk Ayahnya.
"Pasti dong sayang. Gimana?"
"Apa yang gimana Yah"
"Ibumu"
"Baik. Baik baik aja Yah" Tiwi berbohong.
Om Adi tau bahwa Tiwi berbohong. Tapi dengan wajah ke Bapak an nya dia memeluk dan mencium kepala anaknya.
"Yah, habis beres beres, nanti sore Ambar ke rumah Iqbal ya. Kangen sama teman teman"
"Boleh. Tapi ingat tidak ada rasa yang lain. Ayah masih ingin kamu sekolah dulu"
"Ayah....ahhhh....masih aja. Tidak ada rasa rasaan Ayah. Sumpah. Hanya ingin ketemu aja"
"Iya udah. Gak apa apa kamu pergi. Mau diantar apa mau bawa mobil sendiri"
"Sendiri aja Ayah"
"Baiklah sayang. Kamu pergi kemana saja silahkan. Nikmati masa sisa liburmu"
"Eeemmm Ayah....." Peluk Tiwi ke Ayahnya. "Ambar mau beres beres dulu Yah. Makan terus istirahat"
"Iya sudah sana. Makan dulu baru Istirahat. Biar lelahmu hilang"
Tiwi meninggalkan Ayahnya dan masuk ke kamarnya.
Saat Tiwi didalam kamarnya, Ibu Tirinya keluar dan menemui Om Adi.
"Berapa lama Ambar disini mas"
"Enggak lama, kenapa nanya gitu Ma"
"Enggak apa apa" katanya tapi wajahnya seperti tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasyRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...