Malam semakin larut. Dinginnya hawa di tengah persawahan membuatku menarik selimut. Malam yang sangat menjengkelkan. Setelah kejadian tadi siang niatku untuk menikmati kemesraan menjadi tawar.
Aku melihat Om Ansel masih berkutat dengan laptopnya. Aku pura pura ngorok walaupun sebenarnya aku tidak mengorok.
Sebenarnya aku masih menunggu kehadirannya di tempat tidur. Apa boleh buat, pak Ansel masih dengan kesibukannya.
Setelah 20 menit berlalu, aku mendengar ketukan pintu. Pelan sekali seperti memberi kode. Kuarahkan telingaku. Pak Ansel bergerak kearah pintu. Dia kembali dengan pria yang tadi sore ku tanyai. Jelas kulihat dari balik selimut yang sengaja kubuka sebisa mataku melihat.
Mereka masuk ke kamar sebelah. Aku menunggu apa yang terjadi. Aku bangun dari tidurku mengarahkan telingaku.
"Tidak apa apa dia sudah tidur" begitu suara pelan pak Ansel."Tadi aku kasih obat tidur" lanjutnya.
"Hah? Obat tidur? Pantas tadi setelah makan aku ngantuk." Pikirku. Tapi dia bodoh. Waktu yang begitu berlalu telah menghilangkan rasa kantukku.
Suara cipokan cipokan dari mulut mereka jelas kudengar. Aku mencari celah agar bisa melihat. Setelah kudapatkan dari lobang bekas paku, jelas kulihat Pak Ansel sedang menelanjangi pria pembawa makanan kami.
"Isap Om...isap..." Kata si pria. Pak Ansel berjongkok mengulum kontol pasangannya. Besar dan panjang. Bergantian mereka saling mengoral.
"Udah Om, takut bangun pacarnya" kata si pria."masukkan saja, sudah gak tahan" lanjutnya.
Pak Ansel berdiri dan membalikkan tubuh prianya, kakinya disuruh mengangkang.
Om Ansel, dengan cekatan mengolesi entah apa itu ke kontolnya dan lobang pasangannya, lalu mengarahkan kontolnya dan....
"Oooooommm.......pppeeelllan...." Sedikit teriakan yang tertahan.
Aku menyaksikan mereka berpacu dalam birahi.Om Ansel memaju mundurkan kontolnya dan mengocok ngocok kontol temannya.
Cuma sebentar. Om Ansel sudah membisikkan kata ditelinga pasangannya.
"Zzhaha...aah..hah...huh..aah...aaaachhhggg...." Suara om Ansel.
Pada saat orgasme itulah aku mendobrak pintu. Kontolku yang dari tadi mengeras, sudah tidak tahan lagi. Om Ansel kaget melihatku dan mencabut kontolnya.
"Rio...kamu...."
"Ahhh ..." Kataku menyingkirkan tangannya
Kupelorotkan celanaku, dan kuancam teman pria Pak Ansel.
"Nungging. Kalau tidak...." Kataku. Aku melihat wajah Om Ansel dengan geram karena emosi.
Kuludahi kontolku, dan kuarahkan ke lobang prianya.
Kami menikmati senggama kami."Rio ..." Seru pak Ansel tapi tidak kuhiraukan. Pantatku maju mundur di lobang teman prianya. Dia malah menyebut namaku.
"Rio...yang daaaaalllaaamm....sodok terus ganteng.....suuukkaaa.....ini baruuu kontooolll....aaah zsahh...ahh...amm" Serunya setiap kontolku menghujam lobangnya. Tangannya dilingkarkan ke pinggangku.
Pak Ansel hanya melongo melihat permainanku.
"Kenapa pak? Gak terima" kataku."Jangan membodohi orang pintar" kataku masih menggenjot lobang prianya.
Prianya mengocok ngocok kontolnya sendiri karena dia sudah mau orgasme.
"Riiiooo....doooorronng....dahh mau...keee...llluuuuaaarrr. Riiii....oooo..aahh...aaacchh.mmaaaggggg....teeekkkaaannnnn...aaaaahhgggggg......aaaggghhh...aaggg"teriaknya kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasíaRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...