43. BERTEMU IQBAL DI RUMAHKU

1.3K 67 18
                                    

Aku baru sadar bahwa hp ku sudah modar karena batterei nya  habis.
Ini kusadari setelah keluar dari Resto.  "Sialan" gumamku."pantas dari tadi gak bunyi bunyi" pikirku.

Saat memandangi hp ku, Om Adi menepelkan tangannya di pundak ku. Buru buru ku elakkan.
Bibirku kumonyongkan ke arah Tiwi. Om Adi melepaskan tangannya.

"Om gak sadar apa kita bersama siapa" bisikku pelan.

"Maaf sayang. Om tidak kuat aja menahan...." Jawabnya.

"Rio, cepeten kek jalannya. Pelan amat" Tiwi melihat ke arah kami.

"Ini lagi liat hp...ehhh dah mampus rupanya. Baterenya habis" kataku sambil berjalan agak cepat menyusul Tiwi.
Om Adi malah berhenti melihatku berjalan agak cepat.

"Ayahhh....malah berhenti, kapan sampenya" protes Tiwi.

Om Adi geleng geleng kepala. Aku tertawa dalam hati. Karena aku tau dia kecewa tidak jalan bareng sama aku.

"Iya...iya .." jawab Om Adi.

"Posisi duduk seperti berangkat ya. Drama udah berlalu" kataku ketika sudah sampai di mobilnya Om Adi.

"Kamu yang nyetir Rio, biar Om yang santai" usul Om Adi.

"Dengan senang hati" jawabku.
Om Adi memberikan kunci mobilnya ke aku.

Segera kustarter mobilnya, kutarik nafasku dalam dalam dan kuhembuskan.

"Santai aja Rio. Gak usah buru buru." Om Adi sepertinya tidak ingin pulang. Ada apa sebenarnya???

Karena tidak tahan lagi keingintahuanku, kuberanikan diriku bertanya.

"Om, Tante siapa yang menemani di rumah" pelan sekali aku berbicara.

"Ada Bibi Rio. Kenapa nanya"

"Enggak Om. Hanya nanya aja. Harusnya diajak tadi. Kasihan Tante dirumah."

"Ngapain sih nanya Rio. Biarin aja. Ayah kan ke rumah Tante tadi jadi langsung jalan deh ke rumahmu" Tiwi yang berbicara.

Aku diam saja, karena aku dapat menangkap gelagat tidak baik untuk dilanjutkan.

"Oh begono...."kataku.

Om Adi memandang keluar kaca mobil tak merespon kata kata Tiwi.

Aku dan Tiwi cerita ceria tentang sekolahnya di Jawa sana. Tiwi menikmati sekolahnya. Malah lebih bahagia sepertinya karena dia bisa bebas memilih teman.

"Oh Anak Ayah ini senang ya tidak ada yang mengawasi" Tiba tiba Om Adi membalikkan badannya menghadap Tiwi.

"Ya ampuuuun, Ayah. Bergaul dalam artian punya banyak teman Ayah. Bukan seperti pikiran Ayah. Jorok aja ihhhh" terang Tiwi. Aku malah tertawa.

"Hahahaha....."

"Kenapa kamu. Ketawa...." Om Adi gerah sepertinya.

"Benar Tiwilah Om. Di sekolah masa di awasi juga. Yang pasti Tiwi bisa Milah Milah temanlah"

"Belain aja terus"

"Om....waktu Om sekolah gak ada teman kayanya. Tampan tampan penyendiri. Kasian deh Om"

"Rioooo...mobilnya yang benar jalannya."
Tiwi gantian tertawa.

"Hahahaha.....Ayah...Ayah....kok Ayah gak pernah cerita kalau penyendiri. Katanya Play Boy" sindir Tiwi.

"Kalian berdua ya.....bisa bisanya ngatain orang tua"

"Makanya Om, Rio dan Tiwi tidak mau seperti Om. Kudu banyak teman. Ok Wi, Om! Kita sudah sampe" kataku.

ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang