Rencana Papa dan Mama untuk liburan ke daerah tempat abangku kuliah terlaksana juga walau tanpa aku.
Aku enggak mau ikut karena malas. Kemana mana harus ikut protokol. "Rio jangan jauh jauh....Rio harus ini...harus itu. Rio ini daerah orang lain...huuhhh" pasti kata kata itu yang aku dengar. Enggak bisa melirik om om.
Ngapain ikut.Setelah kepergian Papa dan Mama otomatis hanya aku yang dirumah sama seorang pembantu.
Mall.... tempat yang aku sukai. Karena disana konon katanya, tempat nongkrong kaum gay.
Iyahh setidak tidaknya bisa mengagumi om om yang belanja belanjalah."Bi....Rio mau jalan jalan dulu ya"
"Jalan kemana den? Lama gak pulangnya? Bibi takut dimarahi nyonya den kalau bibi gak bisa jawab nanti kalau ada telpon"
"Bilang aja pergi sama temannya. Bibi pinter ngibul dikit napa..."
"Ya ndak bisa toh den"
"Udah ah. Kalau di telpon suruh aja telponin Rio. Gitu aja kok repot. Rio pergi dulu. Kalau ada apa apa telpon Rio."
"Iya den, iya"
Aku keluar rumah yang
diikuti oleh pembantu kami."Kunci semua pintu Bi" pesanku yang dianggukan Bibi Endah.
Dengan menumpang ojol, aku meminggalkan rumahku menuju mall."Siang mas"
Aku perhatikan wajah tampan driver ojolnya. Hummm..tapi aku tidak tertarik. Terlalu muda."Siang bang. Ke mall ya"
"Siap" jawabnya.
Dalam perjalanan menuju tujuanku, driver ojolnya mengajakku ngobrol. Sekali sekali memujiku. Kusahuti apa adanya. Seandainya dia juga homo tidak akan kurespon. Karena aku tidak terlalu suka sama yang muda. Rasanya seperti teman sekelas.
Setelah tiba ditempat, kusodorkan barcode aplikasi di hp ku untuk membayar.
"Terimakasih ya mas udah antar" kataku menatap wajahnya.
Dia memandangku dengan senyum."Ya bang, makasih kembali. Kamu tampan" pujinya.
"Maaf ya bang, bayarnya pake aplikasi jadi gak ada receh" kataku berlalu.
"Uhh sombong amat sih. Mentang mentang tampan" suara driver ojol masih kudengar.
Ketika kukihat kebelakang dia masih menunujjukkan senyumnya. Hihhh....bukan type aku.
Kumasuki mall dan melihat sekelilingku.
"Hah...ini dia toko buku yang aku mau" aku membatin.
Aku langsung masuk.
Mataku terarah ke buku buku SMA yang di tunjukkan oleh tulisan cetak di samping rak.Segera aku kesana dan mencari cari buku yang akan kupakai nanti di sekolah kelas II.
Kubaca satu persatu judul bukunya yang aku inginkan.Saat aku menyodorkan tanganku untuk meraih buku yang kumau, ternyata ada tangan yang meraihnya juga.
Kami saling pandang.
"Tiwi" "Rio" kata kami bersamaan.
Kulayangkan pandanganku melihat sosok temannya, apakah Iqbal atau Ayahnya, Om Adi.
Aku tidak melihat siapa siapa."Sama siapa lu, Wi" tanyaku. "Sama Iqbal?" lanjutku
Dia menggeleng."Kenapa sih lu, kalau nyebut nama Iqbal sewot aja bawaannya?" Tanya Tiwi.
"Siapa yang sewot? Cuma nanya doang" tukasku.
"Rio, asal lu tau ya gue ama Iqbal gak ada hubungan apa apa. Ayahku....Ayahku Rio...dia yang mau biar aku dekat sama Iqbal. Kalau gue...kalau gue....gue...."
![](https://img.wattpad.com/cover/292483828-288-k771769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasyRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...