50. KEGILAAN OM ADI

2.1K 77 23
                                    

Jadwal keberangkan pesawat bang Rexa tepat PKL 06.35 wib.
Kami sudah tiba di bandara pada 05.42, bang Rexa langsung check in karena takut terlambat.

Setelah melambaikan tangan aku sedikit malas langsung pulang. Aku duduk duduk dibangku yang tersedia untuk santai.

Panggilan dari pengeras suara membuyarkan pikiranku. Betapa tidak, Nomor polisi mobil yang kukendarai disebut dari corong pengeras suara.

"Saudara di tunggu di mobil" begitu suara yang aku dengar.

"Uhhh coba tadi gak usah parkir, hanya lewat aja gak gini nih" pikirku.  Aku melangkah menuju mobilku. "Ada apa sih sampe nomor mobilku disebut...!" masih tanda tanya besar di pikiranku.

Alangkah terkejutnya aku melihat sosok yang selama ini aku cintai dan benci. Om Adi.

"Busyeeett dah...Om Adi ngapain disini?. Bukannya antar Tiwi ke Stasiun?" Heranku seakan tidak terima kehadirannya.

"Rio, kenapa marah marah terus sih bawaannya?. Om datang kesini mau ketemu sama kamu"

"Ketemu?? Untuk apa? Herannya Rio, kok Om bisa tau parkiran mobil Rio!"

"Itu sih gampang. Semua bisa Om lakukan demi bisa bertemu sama kekasih yang sangat Om cintai"

"Cinta? Rio tidak merasa ada mencintai siapa siapa"

"Iya kamu tidak mencintai siapa siapa, tapi Om mencintaimu dari lubuk hati Om" Om Adi berhenti sejenak berbicara dan memegang tanganku. "Bisa masuk ke mobil sayang" pintanya dengan mata memelas.

Kunyalakan remote unlock mobilku, Om Adi langsung masuk ke dalam mobil.

"Maaf Rio sayang. Om tidak bisa melupakanmu. Setiap mata ini terpejam hanya wajahmu yang selalu datang. Makanya dengan kamu mengantar Rexa, Om sudah didepan rumahmu saat kalian mau berangkat. Om pake mobil Online"

"Gila kali ya. Sampe segitunya. Emang dasar apa Om bilang Cinta sama Rio. Sudah jelas kan bahwa hubungan Om sama Iqbal tidak akan bisa dipisahkan"

"Rio sayang, Iqbal memang mencintai Om, tapi Om tidak sama sekali. Kamu bisa berfikir positif tentang Iqbal. Dia butuh bantuan Rio"

"Bukan berarti Om harus pake dia Om. Bantu ya bantu aja. Kenapa harus ngecrot. Itu namanya imbalan Om"

"Betul. Itu betul sayang. Kamu kan tau Om nafsunya tinggi. Melihat Iqbal yang tampan, nafsu Om seakan....."

"Udah deh Om. Bilang aja emang dasarnya udah suka. Jadi percuma Om datang ke Rio, karena Rio tidak bisa menerima perlakuan Om. Tidak bisa"

"Ok Rio. Om akan tinggalkan Iqbal demi kamu. Juga uang sekolahnya Om akan stop. Biar Om tidak berhubungan lagi sama dia. BILA SUATU WAKTU KAMU TAU OM DAN IQBAL BERHUBUNGAN, BOLEH RIO TINGGALKAN OM"

Aku berfikir sejenak. Aku ingat kata kata Iqbal. "Gua itu miskin Rio. Gua butuh uang" ahhhhh.....
Aku membisu.

"Gimana sayang. Om minta pendapat kamu. Kalau kamu tega membiarkan Iqbal, Om tidak akan ganggu dia"
Tangan Om Adi meraih tanganku dan meletakkan di dadanya. "Om mencintaimu Rio. Bila perlu kamu pindah sekolah ke daerah. Om akan ikut pindah kesana. Daerah mana yang kau mau i. Om tidak bisa kamu tinggalkan"

"Maaf Om. Jangan mengorbankan Iqbal demi kesenangan Om. Rio tidak bisa terima Om lagi. Lanjutkan hubungan Om dengan siapapun yang Om mau"

Om Adi memelukku. Wajahnya disandarkan di dadaku. Dia menangis.

"Om jangan kaya anak kecil gini ah...Rio tidak kuat melihat air mata" kataku sedikit mendorong kepalanya.

"Kamu....kamu Rio yang buat Om seperti ini. Om tidak akan berbuat nekad mengikuti kamu kalau bukan karena cinta ini" tangan kananku yang diraihnya dan diletakkan di dada kirinya.
"Ini ..ini...bukti Om mencintaimu"  katanya. Karena tangan kananku yang diraihnya, otomatis badanku agak miring menghadap Om Adi.

ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang