Hari demi hari berlalu, tapi rasanya Pak Ansel tidak pernah berlalu. Baik itu rasa suka dan rasa benci.
Bagi aku yang belum dewasa dalam umur, tingkahnya pak Ansel melebihi tingkat usia remaja seperti aku dan lainnya.
Seperti di suatu siang pulang sekolah aku agak terlambat pulang karena menyelesaikan tugas bersama temanku.
Pagi sebelumnya aku tidak melihatnya di sekitar sekolah. Aku pikir dia ke perusahaanya yang lain.
Dengan menaiki Moge dengan helm hitam, kacamata hitam sepatu ala tentara, pakaian ketat plus jacket, plus penutup wajah aku dihadangnya. Aku ketar ketir. Jantungku seperti mau copot. Pikiranku sudah jelek 'BEGAL'
Sepi jalan di siang itu, menambah suasana hatiku makin ciut. Pucat pasi wajahku, kuhentikan motorku.
"Rio, kamu telah buat Om sakit hati. Om tau kamu suka sama Om, tapi karena kamu dengar omonganya si Gatot karena kami melakukannya malam itu, rasa benci atau tidak sukamu ke Om timbul. Om terima. Om akan suruh Gatot menggangu kamu"
"Maksud Om? Om mau bikin perhitungan hanya karena Rio tidak mau Om dekati?"
"Kalau kamu mau tau, nanti malam usahakan datang. Om akan kirim alamatnya"
"Rio tidak mau."
"Silahkan. Om hanya meminta kamu datang. Kalau tidak mau tanggung resikonya"
"Pak Ansel sejahat itu sama Rio?"
"Lebih jahat perlakuan kamu Rio. Disaat Om sudah menyukai kamu dari ujung rambut sampai ujung kaki, kamu permainkan Om"
"Rio tidak mempermain...."
"Om akan kirim alamatnya. Om tunggu" kata kataku dipotongnya lalu melongos meninggalkanku.
"Ancaman apa lagi ini? Kok semua bapak bapak sukanya ngancam kalau kita tidak suka" otakku berputar.
Aku suka sama pak Ansel. Suka. Tapi karena dia bilang Cinta, pikiranku berubah setelah tau siapa dia sebenarnya. Seorang penjahat lobang dubur. Kalau hanya suka sama suka sih ok aja, tapi dia yang aku lobangi.Dengan pelan pelan motorku kujalankan. Sambil berfikir, cara mengatasi kelakuan Pak Ansel nanti.
Baru memasukkan motorku dari gerbang Bi Endah sudah lari lari mendekatiku.
"Napa lu Bi? Kaya nyambut kekasih hati gitu. Kangen ya sama Rio?" Kataku nyerocos.
"Iya kangeeeeennnn banget den. Uhhhh .kangen kangen. Tiap saat juga dirumah ketemu"
"Terus" kataku turun dari motorku mu masuk. Tasku di raih Bi Endah."Nah ketahuan kan, kaya nyambut suami. Tas aja pake dibawain"
"Ihhhh....nih." Gregetan Bi Endah sambil mengembalikan tasku."gak nyadar aja bibi, kirain Tuan apa Nyonya gitu" katannya.
Di dalam rumah, Bi Endan cerita bahwa tadi Pak Ansel datang.
"Hah, pak Ansel? Ngapain dia kemari Bi. Nanya enggak?"
"Lah, Bibi juga berfikir, emang di sekolahan tidak ketemu, gitu"
"Enggak. Rio enggak lihat tadi"
"Pantas. Tadi Om Pak ganteng itu bilang, kalau den Rio sudah pulang di suruh ke Rumahnya. Masih ada yang mau diberesin. Katanya, den Rio Arsitek handal. Gak tau apa tuh maksudnya" Bi Endah
"Oh, karena kemaren itu, Rio bisa mengerjakan yang di perintahkan Sam pak Ansel. Jadi Rio disuruh kesana nih Bi"
"Iya den. Tapi makan aja dulu. Takut den Rio sakit. Susah nanti satu rumah"
"Boleh deh bi. Nanti habis makan Rio kesana" jawabku.
"Pak Ansel, punya trick juga rupanya. Tadi bilang mau kirim alamat lewat WA, ternyata dia sudah kesini" pikirku. "Kita akan lihat pak, Rio akan layani sampai dimana aktingmu" gumamku.
![](https://img.wattpad.com/cover/292483828-288-k771769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasíaRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...