25. PENGAKUAN IQBAL.

3K 107 18
                                    

Sudah hampir 1 bulan berlalu, setelah kepindahan Ambar Pratiwi ke daerah Jawa Tengah sana, tapi sikapku sama Iqbal tidak berubah. Alias biasa biasa saja baik dikelas dan bila bertemu di parkiran.

Hari itu dia tidak bawa motor. Dia membonceng temannya lain sekolah dengan kami.

Saat pulang aku melihatnya berjalan kaki menuju jalan utama.

"Bal, naik" pintaku.

"Enggak Rio, gua mau jalan aja"

"Gak papa sampe jalan besar. Biar gampang nunggu angkot" kataku.

"Makasih Rio, jalan aja"

"Ok lah kalau begitu. Duluan ya" kataku.
Iqbal tidak mau karena sudah dijemput rupanya.
Aku berfikir sejenak. Om Adi apa tidak kerja, siang bolong begini bisa jemput kekasihnya?.

Iyahhh...buat kekasih tercinta apa saja bisa dilakukan.

Bingungnya aku, Om Adi bilang waktu itu Iqbal tidak mencintainya, tapi karena terpaksa. Masa Iya Iqbal terpaksa, bila dilihat keakraban mereka sepertinya saling jatuh cinta.

Aku sama sekali tidak melihat ke Om Adi pembual itu.
Terus terang dendamku sampai saat ini tidak bisa diganti dengan apa pun. Terlalu sadis caranya.

Dengan santai kukendarai motorku hingga rumah.

"Iqbal"
Kamu masih menjaga rahasiamu dengan kekasihmu.
Apa Om Adi tidak pernah cerita tentang aku?

*

Sampai rumahku, aku ingin mengerjakan semua tugas tugasku agar aku bisa santai sampai malam nanti.

"Bi, bikin makan Rio dong. Bawain ke kamar ya" pintaku menemui dia di dapur.

"Baik Den" sahutnya.

Aku kembali lagi kekamarku. Dan mulai mengerjakan tugasku.

Tok

Tok

Tok

"Den nasinya" teriak pembantuku.

Kubukakan pintu dan kubiarkan Bi Endah menaroh makanananku di meja belajarku

"Emmm....enak nih. Makasih ya Bi"

"Siap Den"
Kusantap makanku sambil sekali sekali membaca soal soal di bukuku.

Hanya menyingkirkan piring bekasku setelah selesai makan, kumulai lagi tugas tugasku.

Selesai 1 mata pelajaran rasanya ngantuk sekali.

Dengan tiduran langsung menikmati mimpi.

Tok

Tok

Tok

"Den...Den...ada tamu" teriak Bi Endah.
Kubuka Pintu kulihat raut wajahnya.

"Ada apa Bi' kutanya dia.

"Ada den Iqbal"

"Iqbal. Ngapain dia kemari? Tadi ditawarin bareng gak mau" kataku bergumam
Aku langsung kepintu rumahku, kulongokkan kepalaku melihat dia sudah duduk dibangku diteras.

"Ehh Rio. Sorry mengganggu' katanya.

"Ada apa lu Bal datang dimari"

"Gue mau cerita yang belum gue ceritain ke lu Rio"

"Mau masuk apa diluar aja?"

"Diluar aja Rio."

"Ok dah. Bentar ya. Bi. Bikin minum bawa sama snacknya"

"Baik Den"
Iqbal ingin memulai ceritanya tapi seperti berat sekali.

"Ceritalah Bal. Lu mau ngomong apa" kataku.

ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang