Mendung pagi hari itu, membuatku mempersiapkan jas hujan. Kilat diatas langit memancarkan cahaya yang membuatku sedikit merinding.
Seperti biasa jam keberangkatan ku dari rumah dengan motor kesayanganku.
Tidak berfikir akan manusia manusia pengganggu hidupku.Dengan tenang aku menuju sekolahku. Tapi sebelum mencapai sekolahku, hujan turun tiba tiba. Berteduh untuk memakai jas hujan, aku menuju rumah warga yang tidak pakai gerbang. Tenyata sudah ada orang yang berteduh juga.
Klakson mobil mewah yang tidak pernah aku lihat, membuat kami yang berteduh melihat mobil yang meminggirkan mobilnya mendekati tempat kami berteduh.
Pak Ansel!!!.
Segera setelah kupakai jas hujan aku pergi meninggalkannya.
"Rio...Rio...." Panggilnya.
Aku tidak perduli lagi. Segera kuluncurkan motorku hingga sampai parkiran motor sekolahku.
"Rio, kirain lu siapa. Pake jas hujan pangling gua" Iqbal masih diparkiran baru saja selesai membuka jas hujannya.
"Ehhh....Iqbal, baru sampai juga?"
"Yoi men. Hujan hujan tambah ganteng aja pacar" katanya cengengesan.
"Pacar...Pacar....noh BF lu pacar" kataku.
"Semua lewat, kalau Si tampan Rio ada"
"Pala lu benjol" kataku."Masuk Yo" ajakku.
Baru melangkah hendak melewati teras teras sekolah menghindari air hujan, mobil pak Ansel lebih dulu parkir dekat teras yang akan kami lewati."Bal, duluan gih. Gua ada ketinggalan" kataku untuk bisa menghindar dari pak Ansel.
"Dasar dah aki aki lu. Ada aja yang lupa" gerutu Iqbal sambil berjalan.
Aku melihat ke arah pak Ansel, dia memasuki teras kelas dan berjalan ke arahku. Terpaksa aku berlari dari halaman sekolah menembus hujan. Basah demi menghindar gak papa. Pikirku.
"Jaing juga lu Rio. Tadi katanya ada ketinggalan malah duluan sampe" gerutu Iqbal.
"Kenapa? Gak boleh?" Kataku setelah di depan tangga.
"Lu aneh Rio. Ngindar dari gua aja rela hujan hujanan" katanya.
"Makasih lu dah ngerti gua" kataku sambil menaiki anak tangga.
"Rio, asal lu tau ya...." Iqbal tidak melanjutkan kata katanya karena ada siswa turun melewati kami. "Asal lu tau Rio, gua enggak akan pernah lupa akan segala sesuatu yang pernah kita lakukan"
"Lakukan? Gua gak ngerasa tuh. Yang gua rasain, lobang lu udah Dol, kaya lubang buaya. Gak ada sempit sempitnya" kataku membuat dia memukul lenganku.
"Setan lu. Liat aja nanti sore gua datang ke rumah lu" katanya yang tidak kujawab lagi karena sudah sampai di kelas.
Masih dalam mata pelajaran pertama sedang asik asiknya mendengar ocehan guru dari depan kelas, mahluk bejad yang kesekian dalam hidupku lewat di depan kelas kami.
Aku tidak melihatnya, tapi seluas mata memandang, ekor mataku menangkap bayangan benda itu.
Bisik bisik cewe teman kelasku langsung mendesis seperti ular
"Busyet, si tampan mapan.....wiiihhhh" bisik cewe didepan mejaku sama teman sabangkunya.
Dia hanya sebentar berdiri, lalu lewat. Dan kembali lagi melongok ke kelas kami.
"Biar kata lu masuk kelas gua gak bakal liat tampang lu" bisik ku dalam hati.
Demikian juga pada jam istirahat, aku tidak keluar kelas, sengaja aku duduk bersama teman di pojokan bangku belakang agar tidak bisa terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasiaRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...