"Bagaimana pelajaranmu Rio" Papaku membuka pembicaraan.
"Seperti biasa Pah. Engga ada yang aneh aneh. Semua sudah tertulis di buku"
"Iya ialah. Masak tertulis di batu nisan" Papaku cengengesan
"Orang mokat keleess" timpalku.
"Kamu lapar"
"Ya Pah. Udah siang begini laparlah"
Aku melihat kaca spion mobil Papaku. Rupanya Papa memperhatikan."Kamu kenapa Sayang. Celingak celinguk begitu. Liatin apa"
"Enggak Pah. Wajah Rio."
"Kenapa Wajahmu. Biasa aja masih tampan'
"Papa.....ahhh. Wajah Rio kotor enggak? Tadi main main di kantin kecipratan saos" alasanku asal. Aku mengharap diikuti Om Anshar. Ternyata tidak.
"Enggak ada bekas saos"Papaku sedikit meminggirkan mobilnya. "Tuh...gak ada" kata Papa sambil melihat wajahku.
"Iya udah Pah. Jalan aja biar cepat makan" kataku.
Papa malah membelokkan mobilnya ke sebuah rumah makan padang yang ada di pinggir jalan.
"Loh Papa bukannya pulang ke rumah malah mau makan dimari" kataku.
"Katanya lapar. Ya udah di sini aja"
"Iya Lapar. Makannya dirumah aja, Pah"
"Tadi pagi waktu Mama sama Papa berangkat, Mamamu bilang tidak masak. Makanya Papa jemput kamu"
"Iya udah dah Pah. Yang penting makan" kataku.
Masuk rumah makan padang, yang kesannya mewah itu masih kusempatkan melihat keluar kali aja Om Anshar mengikuti.
Ternyata tidak ada. Kuputuskan untuk duduk yang bisa melihat keluar.
Hidangan yang bejibun diatas meja membuatku agak semangat mau makan. Tapi Papaku mengasih tau jangan asal comot, karena berkurang sedikit akan bayar semua.
"Puuufff...kok gitu sih Pah"protesku. "Kenapa harus ditaruh banyak banyak"
"Papa juga gak taulah, Io. Yang pasti Rio makan yang disukai aja. Jangan diacak acak semuanya"
Dengan berat hati kupilih menu ayam pop dan sayurannya.
"Cukup" tanya Papaku.
"Auuu ahh...tadi Papa bilang jangan diancurin. Iya ini aja cukup"
"Riooo.....Kamu ada masalah? Sewot gitu sama Papa"
"Iya...iya...iya Papa sayang yang ganteng. Tuh...Rio gak sewot kan?"jawabku sambil memberikan senyumku.
Papaku geleng geleng.Saat mau menghabiskan makanku, orang yang dulu aku sukai, Om Anshar ternyata mau makan juga. Wahhhhh.....dia datang.
Dari tempat counter makanan dia melihat ke aku dan Papaku.
Dia belum memesan makannya, langsung mendekati kami.Aku sedikit panik. Iyahh panik, karena kukira dia ingin menyapaku. Uhhhh...
"Pak Felix" sebutnya yang langsung direspon Papaku dengan berdiri.
"Wah Pak Anshar, makan disini juga pak?" Tanya Ayahku. Mata pak Anshar melirik ke aku.
"Iya pak Felix. Lapar. Jadi mampir. Ehhh ini anaknya pak Felix atau...." pertanyaan yang memyelidik. Asuuuu....nyemoot eh monyet...
"Ya Pak Anshar, anak yang bontot"
"Ganteng sekali kau nak. Tampan. Ayahmu kalah ganteng"
"Ahhh pak Anshar bisa aja" elak Papaku."Rio, salami Om Anshar" perintah Papaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/292483828-288-k771769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasiRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...