Hampir selama 5 hari aku mengawasi Om Adi di rumahnya.
WA yang kukirim tidak pernah dibalas.
Aku hanya ingin ketemu barang sekejab saja, tapi dia tidak merespon.Gila rasanya merindukan orang yang dicintai, tapi tidak pernah dibalas.
"Rio mau kemana" tanya Om Adi ketika aku
kepergok mengintainya."Mau ke rumah Om Adi. Mau ketemu Pratiwi. Tiwinya ada Om?"tanyaku seketika karena tidak punya alasan.
Om Adi keluar dari mobilnya. Dia memakai kaos hitam dan celana pendek sport merah.
"Ada. Tiwi ada dirumah"
"Rio mau ketemu.'
"Untuk apa Rio. Jangan memberikan harapan palsu sama anak Om.'
"Rio tidak memberikan harapan palsu sama Tiwi, Om. Sejak Rio tau, benih Cinta ini tumbuh untuk Om, Rio menjauhi Tiwi. Tadinya sih Tiwi sebagai jalan buat Rio untuk menemui Om. Tapi karena Om sudah tau Rio penyakitan, Rio tidak akan pernah malakuan itu kepada Tiwi"
"Sebenarnya kamu mau ketemu Tiwi apa Om?"
"Makasih Om bertanya. Hati Rio tidak gugup lagi. Rio mau ketemu Om. Ingin mengemis sedikit kasih sayang Om" kataku terus terang.
"Sampai kurus begini. Kenapa kau lakukan itu Rio"
Aku bersedih hati. Air mataku mau jatuh. "Matamu kenapa berkaca kaca"lanjutnya.Aku menunduk. Air mataku jatuh tak bisa kutahan.
"Rio Rindu Om. Rindu sama Om. Sudah Rio coba melupakan tapi tidak bisa. Sejak bertemu di Mall itu, pikiran Rio hanya ke Om"
"Cek..cek..cek...Rio sebegitu dalamnya kau mencintai orang yang tidak mencintaimu sampe sampe kau kurus begini?. Masuk ke mobil." Katanya.
Bahagia seketika hatiku. Aku berharap dia membelai rambutku. Mengelus lenganku....atau apa saja yang menyentuh tubuhku.
"Motorku Om"
"Om cuma bilang masuk. Kita tidak pergi kemana mana"
"Baik Om"
Aku masuk kedalam mobilnya. Dia pun masuk dan duduk di jok setirnya. Dia mengambil Handphonnyadari sparkboard."Tiwi, suruh bibi memasukkan motor yang didepan rumah."
*
"Masukkan saja. Orangnya ada sama Ayah. Nanti diambil"
*
"Ya udah. Suruh bibi bantu dorong"
Hpnya dimatikan.
"Om, Rio buka dulu kunci stangnya"
Aku keluar dan membuka kunci stang motorku. "Tadi Om bilang gak kemana mana""Senang ya Om bawa kamu Rio"
Aku cengengesan. "Iya Om Adi. Rio suka" kataku.Dalam perjalanan, aku hanya diam menatap lurus kedepan.
Sekali sekali kulihat wajah maskulinnya yang tampan."Om tau kamu mengawasi Om beberpa hari ini Rio. Om sebenarnya tidak ada rasa kasihan di hati Om. Om hanya ingin tau kenapa kau senekad itu. Makanya tadi Om melihat kamu, om keluar"
"Rio berterimakasih sekali Om. Walaupun rasa kasihan Om sama Rio tidak ada, setidak tidaknya hati Om tergerak memperhatikan Rio. Itu sudah cukup bikin Rio bahagia."
"Hanya begitu saja kau bahagia Rio?"
"Iya Om. Bahagia banget"
Kataku tanpa melihat.Mobil Om Adi dihentikan disebuah pinggir taman. Masih banyak terlihat orang orang sedang melakukan olah raga.
"Kamu sudah sarapan Rio?" Tanyanya ketika melihat pedagang lontong sayur.
"Belum Om."
Dia mengeluarkan kepalanya dari mobil mrmanggil pedagang Lontong sayur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasíaRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...