Hari yang menyenangkan bagiku. Awal hari yang baik menurutku. Setiba di rumah aku langsung masuk ke kamarku ku lemparkan tas ku dan ku rebahkan diriku tanpa mengganti seragam putih abu abuku.
Bayangan ke 4 wajah yang menyelimuti hati dan pikiranku menari nari di pelupuk mataku.
Om Adi, Iqbal, Tiwi dan Pak Ansel. Menyebut nama pak Ansel, bayangan wajahnya seakan akan berada di asbes kamarku, dia dengan senyumnya. Aku tersenyum."Rio tampan" suara itu masih terngiang di telingaku. Aku senyum senyum sendiri. Coba, apa maksud kata kata itu. Hanya menyenangkan diriku?. Bermacam pertanyaan berkecamuk di pikiranku.
Tok
Tok
Tok
"Den....."
Suara ketukan pintu membuyarkan semuanya."Uuuhh ganggu aja" gumamku. Ku bukakan pintu."Apaan sih bi centil" sergahku.
"Idiiihh...den ganteng marraa marrraaa aja. Ini, mau makan apa di buatin SUCOK? Nanya, Den"
"Kirain mau liatin gua lagi ehemmm..... Sucok aja bi. Malas makan" sahutku.
"Ehem ehemmm apaan tuh"
"Mau tau aja. Sana bikinin sucoknya" kataku
Aku kembali lagi ke kamarku, tapi sudah buyar bayangan bayangan si tampan pak Ansel. Anselmus Brada si pencuri hatiku.
Kuambil ponselku, ku WA si Tiwi, dia mau ngomong apa sebenarnya. Nanti malam kan mau ketemu Ayahnya mau menuntaskan masalah Iqbal. Aku tidak mau dinomor duakan. Aku ingin sudahi permainannya, seberapa besar cinta dan sayangnya ke aku seperti yang diomongkannya, aku gak perduli lagi.
"Kalau mau ngomong sekarang aja Wi. Mumpung baru pulang sekolah nih" bunyi chattinganku.
"Den. Sucoknya" Bi Endah berteriak dari luar pintu.
Saat aku membuka pintu, hp ku berdering nada sambung WA.Kuraih susu pemberian bibi, dan kutaruh diatas meja belajarku.
"Hallo Wi, apa kabar kamu" sapaku.
"Baik baik aja Rio. Gua mau ngomong"
"Ngomong aja Wi, gua siap mendengar" aku duduk di bangku meja belajarku menerima vicallnya Tiwi
"Gua gak bisa lupain ciuman kita Rio"katanya mesem mesem. "Sentuhan tanganmu di tetekku, masih ingin Tiwi rasain"
Mampus aku. Amsiong juga nih. Gak ada rasa juga, gimana dia bisa terkenang. Ehh gua yang gak ada rasa ya...!Lupa hehehehe
"Maksud lu, apa Wi" kataku masih heran. Tiwi membuka satu persatu kancing baju seragamnya.
"Wi, lu mau ngapain" kataku. Aku syok dibikinnya.
"Ini Rio. Yang kamu sentuh yang kamu pencet kemaren itu. Jari tanganmu sekan masih disini. Ini akan menjadi milikmu" katanya memperlihatkan Payudaranya yang terbungkus bra pink. Aku menyaksikan sendiri dia menurunkan bh nya. Anjirrrr...
"Tiwiiiiii tutup. Kalau enggak gua matikan nih hp" ancamku.
"Kenapa?? Lu gak suka Rio"
"Tiwi, gua bukan manusia bejad. Tutup. Kalau tidak...."
"Rio sayang. Lu yang bikin gua gila begini. Buka bajumu Rio. Gua mau lihat bodymu"
"Gila lu Wi. Sorry gua matikan ya "kataku dan ku matikan hp ku.
"Sintiiiiiiiiiiiing. Dunia ini sudah sintinnnngggg." Aku berteriak.
Bi Endah langsung membuka pintu kamarku tanpa mengetuk lagi karena mendengar teriakanku yang kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasiaRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...