"Om tidak habis pikir Rio, pria se gentle dan setampan kamu bisa bisanya menyukai pria tua kaya Om"
"Om, Rio juga tidak mau seperti ini. Rio menderita Om"
"Tapi kenapa harus Om?"
" Dari dulu, sejak Akil balik, fantasi Rio hanya pria dewasa. Sejak liat Om rasanya Rio jatuh hati. Tidak tau caranya bagaimana menyampaikannya."
"Terus kamu bahagia karena adanya banjir bisa nginap di rumah Om dan niat itu kesampaian?"
"Om, kemaren Rio sudah bilang, seandainya Om tidak menyuruh Rio masuk ke rumah, ini mungkin tidak terjadi. Rasa malu dan bersalah Rio, mungkin tidak begini"
Aku tetap tidak berani menatap wajahnya.
Tapi aku sangat berharap dia memelukku.Suara Hanphone Om Rio sebentar menghentikan obrolan kami.
"Ya sudah tunggu sampai surut"
Begitu kata Om Adi menjawab telpon dari seberang sana.Aku meninggalkannya menuju keteras rumah melihat situasi di luar rumah.
Jalan di depan rumah Om Adi masih tinggi banjirnya, belum bisa dilewati. Hujan masih rintik rintik."Rio, hubungi orang tuamu. Bilang kau di rumah Om" saran Om Adi.
"Sudah dari kemaren Om" jawabku.
Kuperhatikan tonjolan yang aku isap semalam dibalik celananya.Om Adi memperhatikan aku melihatnya begitu.
"Rio Jatuh Cinta Om. Jatuh Cinta sama Om"
"Salah tempat Rio. Om tidak akan pernah menerima kamu. Om ini seorang laki laki yang tidak akan menerima cinta seorang laki laki"
"Rio paham Om. Rio ngerti" aku mulai sedih. Aku beranjak dari teras mengambil motorku. Percuma aku di dekatnya, karena tidak mungkin mengharapkan sentuhannya.
"Rio...Rio...kau mau kemana. Ini masih hujan. Semua banjir"
Dia mencegahku. Air mataku mengalir dipipiku."Biarkan Rio pergi Om. Disini bikin Rio semakin menderita. Pria yang aku cintai, tidak akan pernah bisa menerima Rio apa adanya"
"Rio, Om tidak bisa menerima Cinta yang kau sebutkan tadi. Kaa...laau, kalau menerimamu sebagai Rio tanpa embel embel Cinta, Om dan rumah Om terbuka untuk kamu Rio. Ayo masuk lagi."
Aku menuruti katanya. Dan aku menuju kamar yang disediakan semalam untukku."Rio...come on. Kamu Sarapan dulu. Nanti kamu sakit, Om bisa bisa disalahkan"
"Biar Rio mati aja Om"
Tangisku semakin menjadi."Rio.....tak boleh bicara begitu"
"Rio Jatuh cinta sama Om tidak boleh. Mau mati pun tak boleh. Rio harus gimana Om?"
Om Adi mendekatiku dan memelukku. Aku tersenyum."Aku tidak tau Orangtuamu bagaimana nanti bila mereka tau kau seorang Gay"
"Rio tidak perduli Om. Yang Rio tau, hanya jatuh cinta sama pria yang aku kagumi"
Kuberanikan diriku memeluknya semakin erat. Kubenamkan wajahku di dadanya. Kucium aroma tubuhnya."Tapi Om masih normal Rio. Tidak akan bisa menerima kamu"
"Om tidak usah menerima cintaku. Rio hanya berharap Om mau menerima apa yang Rio lakukan ke Om."
"Maksudmu apa Rio"
"Dengan pelukan, dengan mencium Om, Rio ingin Puasin Om. Om tidak usah membalas ciuman, pelukan Rio."
"Tidak bisa Rio"
"Coba dulu Om"
"Tidak bisa. Om merasa...."
"Jijik?.Kalau Om tidak suka, Om tidak usah bicara jijik. Karena ini adalah Rio sebenarnya"
"Rio...Om bingung liat kamu. Sudah kamu sarapan dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasíaRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...