5 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧.
Hari yang indah di setiap hari yang aku lalui seakan menjadi kebalikannya, neraka bagiku hari ini.
Perasaan, aku sarapannya biasa aja tadi dari rumah, tapi aku disuguhkan dengan seorang aktor pemeran pembantu yang belum aku tau sepak terjangnya di dunia per "Gay" an. Yang aku sesalkan kenapa aku agak terlambat pagi ini, hanya itu saja.
Vier, yang diceritakan oleh Om Adi dalam pertemuan kami beberapa hari lalu, berada di lokasi sekolah kami.
"Rio!" Panggilnya menyebut namaku.
"Ya Bang. Mau ketemu siapa?" kataku.
"Tidak. Saya mau bertemu dengan kamu"
"Ketemu dengan aku?Masalah....???"
"Bukan Masalah apa apa. Bisa kenal lebih dekat sama kamu aja"
"Maksudnya lebih kenal?? ini sudah dekat. Untuk apa kenal sama Rio, bang?" Wajahku sekan bertarikan membuat mataku sipit.
"Saya suka sama kamu Rio. Saya suka melihat kamu ketika Adi memperkenalkan saya dengan Iqbal beberapa hari lalu di ujung jalan"
"Maaf bang, anda salah alamat. Untuk apa kenal aku. Iqbal yang dikenalkan, kok jadi ke Rio"
"Tapi saya suka melihat kamu"
"Hah!!!. Abang suka melihat aku? Kaya Gay aja, cowok suka lihat cowok."
"Iya saya emang Gay. Kamu juga kan" jawabnya. Bak disambar petir, sepertinya dadaku akan hangus karena mulai emosi.
"Maaf bang, Rio bukan Gay. Dengan pengakuan abang, berarti sahabatku Iqbal itu Gay iya? Jadi abang sama sahabatku itu ada "main"? Rio baru tau loh bang. Beneran. Jadi selama ini si Iqbal sama Om Adi? Wah wah...hebat si Iqbal."
"Jadi kamu belum tau bahwa Om Adi pacaran sama si Iqbal?"
"Belum. Ini baru Rio tau dari Abang. Yang Rio tau Om Adi membayari biaya sekolahnya Iqbal. Bisa berita besar ini"
"Jangan. Jangan Rio. Jangan disebarkan. Abang mohon. Saya pikir kamu sama Iqbal ada hubungan juga karena Adi cerita kalian teman akrab. Abang pikir kalian pernah melakukannya juga. Saya lebih tertarik sama kamu Rio, itu sebabnya Abang bela belain datang ketemu sama kamu"
"Oh, jadi Si Iqbal pacaran sama Om Adi? Terus Om Adi kenalin Abang sama Iqbal untuk Abang jadikan pemuas nafsu gaynya Abang? Bejad juga Om Adi ya. Habis dari Om Adi ke Abang. Mantap si Iqbal. Dibayar gak bang, si Iqbalnya?"
"Adi yang bilang, Iqbal itu butuh uang. Jadi Abang pake dia. Hanya pake aja tidak ada yang lain. Habis itu Abang bayar dia. Tapi kalau ke kamu Abang suka karena kamu....."
"Maaf bang, Rio masih syok mendengar kabar ini. Rio mau masuk kelas. Rio mohon, Abang enggak usah datang kemari biarpun hanya bertemu Iqbal, apalagi ketemu Rio. Kasihan dia kalau sampai se komplek sekolah tau."
"Rio...kalau kamu mau, Abang bisa bayar lebih dari bayaran Iqbal"
"Apa? Lu mau bayar gue? Gimana kalau lu yang gua bayar, lu gue perkosa hah?" Sergahku.
"Kalau mau, gak usah bayar juga Abang mau Rio. Abang yang bayar Rio"
"Gila kali ini orang. Diperkosa aja mau bayar. Sedeng"
"Tapi....."
"Tapi apa? Jangan bikin kegaduhan disini. Dasar apa Abang menilai aku suka sama pria? Dari tadi dah gua omong, gua bukan Gay" Kataku mulai emosi.
Iqbal memperhatikan kami ternyata dari lantai dua kelas kami. Dia turun dan berlari menemui kami.
"Om Vier? Ngapain kemari" tanya Iqbal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )
FantasyRio yang Gay suka kepada Om Adi ayah dari "teman"nya yang bernama Pratiwi. Apakah Rio bisa menaklukkan Om adi yang Straigh? Dalam perjalanan cinta, Rio sering tersandung oleh indah cinta. Tapi Rio bisa menemukan keinginannya tanpa embel embel cinta...