57. OM ADI RINDU BERAT

1.4K 66 11
                                    

Deretan WA dari Om Adi tak satupun kubaca. Pun teleponnya tak sekalipun ku angkat.
Jadi sama sekali aku tidak tau apa isinya.

Hari Minggu yang ku khususkan buat istirahat, terganggu oleh kehadiran Om Adi.

Tok

Tok

Tok

"Den. Den Rio ada tamu den" begitu bi Endah memaggil dari luar kamarku.

Kubukakan pintu.

"Apaan sih bi. Nggak tau orang lagi tidur apa" sewotku

"Itu den, Den Om Adi di depan"

"Bilang aja Mama Papa enggak ada"

"Udah bilang gitu, tapi dia mau ketemu Aden katanya"

"Mau ketemu gua. Urusan apa"

"Baiknya temui den"

"Ok. Buatin minumnya" kataku.
Aku menemui Om Adi di teras depan rumahku.

"Ehh Rio. Apa kabar kamu sayang"

"Sayang?" Aku cemberut. "Rio baik baik aja" kataku menempelkan pantatku di kursi agak jauh dari dia. "Ada apa Om menemui Rio"

"Sewot gitu sih tampan. Om Rindu kamu sayang. Om tidak bisa melupakanmu."

"Tidak bisa apa tidak bisa. Tapi Rio bisa tuh"

"Rio, kenapa sih kamu tidak bisa menerima Om. Om kan sudah bilang akan melupakan semuanya. Om CINTA sama kamu Rio"

"Cinta? Rindu? Sayang? Rio enggak bisa lagi Om. Semua kata kata itu sudah berubah benci"

"Om tau, Rio. Sakit hatimu tidak bisa kamu singkirkan dari hatimu. Om bisa terima. Tapi bisa enggak....." Om Adi tidak melanjutkan kata katanya karena bi Endah sudah ada membawakan minuman.

"Minum den Om Adi. Silahkan" kata bi Endah.

"Minum Om" kataku menimpali.

"Makasih ya Bi" sahutnya. "Rio, bisa enggak kamu kasih Om racun di minuman Om. Biar Om mati ditangan kamu sayang" lanjutnya setelah bi Endah pergi.

Aku tidak tau harus berbuat apa dengan kepasrahan Om Adi. Apa aku harus luluh dengan kata katanya. Aku tidak akan sanggup kalau dia seperti itu.

"Maaf Om. Kalau suda selesai minumnya, Om boleh pergi. Rio mau istirahat" kataku hendak bangkit dari duduk ku.
Om Adi dengan cepat menahanku.

"Rio, Rio! Jangan tinggalkan Om. Om masih mau bicara sayang" katanya.
Saat itu juga dia langsung memelukku.

"Om jangan buat masalah. BI Endah ada. Bisa runyam" kataku mendorong tubuhnya.

"Biar Rio, biar dia tau Om datang untuk kamu, bukan untuk orang tuamu. Kamu duduk dulu sayang"pintanya memelas.

Jantungku sudah berdegub kencang karena kelakuan Om Adi. Aku takut ketahuan bahwa aku pernah sama dia.

"Ok, Rio akan dengar apa kata Om. Tapi jangan pernah bilang cinta lagi sama Rio"

"Baik Rio. Om tidak cinta sama kamu, tapi Cinta Mati Rio. Om tidak akan pergi dari sini sebelum kamu mau ikut Om. Om akan setia disini walaupun kamu tidak berbicara"

"Kenapa sih Om, selalu Mengancam Rio kalau Rio tidak mau?"

"Karena Om tidak bisa kamu lupakan Rio. Om kepalang Cinta sama kamu. Kamu boleh tinggalin Om, tapi ingat, Om akan setia disini sampai kamu mau menemani Om"

"Om enggak adil. Rio tau Om, Om Adi banyak pria atau wanita yang Om sukai. Please Om, lakukan itu untuk mereka, jangan ke Rio."

"Tidak akan pernah lagi, cintaku, sayangku. Karena Om sudah punya pilihan, kamu Rio"

ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang