67.UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN.

1.2K 69 59
                                    

Bulan Januari adalah bulan yang bersejarah bagiku. Di bulan itulah pada suatu hari tepat pkl 04.50 18 tahun lalu, suara seorang bayi laki laki memecah kesunyian udara pagi ruangan bersalin dengan suaranya yang keras. Ooooooooaaaaa......begitu kira kira sapaan bayi mengucap syukur atas hadirnya bisa menikmati udara dalam perkenalan dirinya dengan dunia ini.

Dan setelah 15 tahun, dia mengenal dunianya sendiri, dunia pelangi. Terlalu muda, tapi sudah kenal dengan seorang pengusaha barista bernama Om Ripto. Dialah AKU. AKU ADALAH RIO HERNANDIAN, yang kini sudah 18 tahun yang diidamkan siswa siswi SMA nya.

Malam itu, Papa dan Mamaku hanya mengundang beberapa rekan kerja dan rekan bisnis mereka merayakan ulang Tahunku. Tidak ada yang spesial kecuali kedatangan Pak Ansel.

"Selamat ulang tahun Rio. Moga makin ganteng" "Makin tampan"

"Makin sehat pastinya"

"Pokoknya makin semuanya dah yang Baek Baek" seru teman temanku yang ikut dengan pak Ansel.

"Abusyeeett dah. Pada datang sih, kan gak ada undangan" seruku.

"Bapak yang ajak Rio. Mereka bilang kamu ulang tahun, gak salah kan Bapak bersama teman temanmu ikut merayakan" katanya.

"Siapa Rio?" Tanya Mamaku.
Tanganku ditarik Papaku dan bertanya "Siapa dia sayang"

"Kenalkan pak. Orang tua Rio" kataku menyembunyikan rasa salah tingkahku.

"Ma, Pah!!! Pak Ansel ini pengusaha dan juga pemilik sekolah Rio. Pak Ansel adalah kepala Yayasannya." Kataku.
Orang tuaku manggut manggut saja.

Pak Ansel senyum senyum saja mendengarkan omonganku.

"Silahkan semuanya yang baru datang, dinikmati ya hidangannya" Bi Endah yang nyerocos. Aku tau, karena bi Endah suka melihat pak Ansel yang cool pembawaanya.

"Awas lu macam macam" ancamku sama Bi Endah.

"Den Rio, mubazir tuh kalau tidak dinikmati" candanya.
Akhirnya kudorong dia agar menjauh

Saat teman temanku menikmati santapan mereka, orang tuaku asyik ngobrol dengan Pak Ansel. Sesekali aku curi pandang ke arahnya. Ternyata dia juga melakukan hal yang sama.

Senda gurau kami satu kelas yang diajak pak Ansel, berakhir karena rekan rekan Papa dan Mamaku pamit.

Mama dan Papaku mengantar tamu tamunya ke depan menuju mobil masing masing.

Saat itulah pak Ansel mendekatiku.

"Rio sekali lagi selamat ya" katanya. Lalu berbisik di telingaku."Ada hadiah terindah untukmu. Besok kalau kamu mau, akan aku serahkan barang berharga yang kumiliki" katanya.

"Apaan itu Om" kataku ingin tau.

"Kutunggu kamu di hotel. Om bersedia kamu perawani sayang" bisiknya.
Aku kaget mendengarnya.

"Nanti Om WA ya" bisiknya.
Aku hanya tersenyum. Tapi otakku kacau. Karena aku sudah berjanji tidak akan mau sama pak Ansel.

"Ok anak anak, kita pulang sudah malam ini. Besok pada sekolah" katanya

"Rio, sampai ketemu besok ya. Terimakasih sudah memperpanjang umur kami dengan santapan maknyusnya" teman temanku sambil menyalamiku.

Pak Ansel. Apa aku harus terima dia? Kenapa dia menggugah hatiku dengan kedatangannya?

Yang kuharapkan hadir memberi kejutan sebenarnya justru Om Adi. Yah Adiguna. Dengan ketidak hadirannya, tekadku sudah bulat untuk melupakannya.

Pak Ansel, justru dia yang hadir. Iqbal juga tidak hadir. Jangan jangan mereka.....?
Syukurlah, Iqbal dan Om Adi tidak menggangguku lagi. Akan kuhapus mereka dari daftar ke 'suka' an ku.

ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang