29.OM ADI DAN CEWEKNYA. AKU DAN IQBAL

2.6K 99 21
                                    

Aku masih menjaga hubunganku sama Om Adi sejak dari libur di pantai.
Aku masih melayaninya setiap dia memintaku untuk datang bertemu.

Tapi dalam semingu hanya 2 atau 3 kali. Terusterang aku tidak pernah meminta dia untuk bertemu, aku biarkan dia yang minta. Toh aku tidak butuh butuh amat.

"Sayang nanti sore ke rumah ya. Om kangen" begitu tulisan di WA yang aku terima.

"Dengan senang hati Om. Rio juga kangen banget nih. Udah gatel." jawabku pura pura bahagia.

"Bisa aja sayang. Datang ya"

"❤🖒"

Masih dalam kelas, kudekati Iqbal untuk mencari tau Om Adi sudah memberi modal dagang Ibunya apa belum sesuai janji Om Adi.

"Bal, pulang sekolah gua mau ngomong ama Lu"

"Masalah..."

"Itu yang dijanjiin Om Adi"

"Boleh Rio. Boleh" katanya.

"Tinggal 1 mata pelajaran. Bentar lagi ya" kataku.

Selesai sekolah Aku dan Iqbal tidak segera pulang. Kami menunggu teman teman pulang dulu.

'Bal, seperti kataku tadi, gimana? Udah buka belom warungnya"

"Udah Rio. Makanya gue dikit tenang."

"Om Adi baik ya" kataku.

"Semua ada imblannya Rio"

"Iya gua tau. Seenggak enggknya pengorbanan lu ada hasilnya"

"Iya sih Rio, tapi kejiwaan gue...?"

"Lu enggak usah ribet gitu Bal. Kamu kan menikmati juga"

"Terpaksa membawa nikmat" katanya memancing ketawaku

"Hahahahaa....iya juga ya...hahaha"

"Berarti Habis kenaikan Lu gak jadi pindah dong"

"Tetap Rio, tidak sebanding pengjasilan dengan pengeluaran nanti"
Aku berfikir sejenak. Benar juga kata Iqbal. Uang sekolah aja jutaan. Giman mungkin kalau harus mengandalkan warung.

"Gak papalah Bal. Emas biar diletakkan dikubangan tetap aja harganya mahal. Otak lu, biar disekolahin dimanapun tetap aja pinter. Bila perlu naikkan prestasimu, kejar beasiswa" kataku memberi semangat.

"Pasti Rio. Itu yang ada dibenak gue"

"Kalau gitu kita pulang yook" ajakku.
Kami menuju parkiran mengambil motor kami masing masing.

Iqbal pulang melawan arahku dan aku pulang dulu buat makan dan ganti pakaian sebelum nanti sore ketemu Om Adi.

Di rumahku:

"Bi, rio bikinin nasi goreng ya, telornya 1 dicampur 1 didadar"

Tumben siang siang begini minta nasi goreng den"

"Gak mau nih. Biar Rio buatin sendiri"

"Mau...mau den. Belakangan ini si aden sering marah marah, kenapa sih Den. Bibi jadi takut"

"Siapa yang marah marah. Orang minta nasi goreng pake protes"

"Iya den...iya..."

"Gitu dong. Lama lama gue perkosa beneren loh Bi"

"Ihhh si den Rio mah bikin enak ehh takut" Si Bibi cengengesan.
Aku pergi ke kamarku untuk ngerjain tugas tugasku seperti biasa.

Setetelah makan, aku ke teras membawa bukuku untuk kubaca baca menunggu waktu yang kusepakati.

ME AND MY GIRLFRIEND'S FATHER ( BISEX )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang