11. "Jangan sakiti hati mu sendiri, Nuc!"

93 7 25
                                    

Aku tidak pernah tau apa yang Tuhan gariskan, bahkan aku tak pernah membuat suatu mimpi. Bagiku, mimpi adalah sebuah angan yang satu saat akan membuatku kecewa.

Flashback ON

Jakarta 1997

Setelah kematian Dini, istri Julius. Ia kembali dengan banyak masalah yang harus ia hadapi, Kemarahan keluarga Dini yang sebelumnya bahkan berputus kontak dengan nya dan kini berpulang dengan peti mati. Bisa dibayangkan kehancuran keluarga Dini.

-Rumah Keluarga Bahuwirya-

"Pak, ini cucu bapak, lahir dengan darah bahuwirya pa!" suara seorang laki laki besar bergetar, menghentak. Matanya nanar amarah menutupi dirinya, amarah menyelimuti hatinya sambil menatap seorang laki laki yang tengah terduduk, janggutnya menutupi dagu sambil menyesap rokok yang kini terselip di jari jemarinya.

"Hei Julius! Saya tidak pernah tau istrimu bunting, kamu pergi dari rumah selama setahun ini tanpa kabar, dan kamu tiba tiba memberi kabar buruk kematian istrimu, bersama anak yang kamu gendong?!" tanya bahuwirya yang kini terlihat masih dengan menyembunyikan amarahnya.

"Pak, saya juga gak mau untuk pergi dari sini, tapi apa bapak pikir saya akan membiarkan Dini terus terusan mendengarkan ocehan omong kosong bapak tentang Genik?" wajahnya merah padam sambil menggendong bayi laki laki yang dinamainya Askara Nuca.

"Dan kamu pikir bapak gak malu dengan keluarganya Dini? Sudah kamu bawa kabur dia, tidak kasih kabar. Tau tau dia sudah mati. Kematian istrimu, membuat bapak dikeluarkan dari direksi Natiocom, lalu apa? Keluarga Dini tidak percaya akan kelahiran putra yang kamu gendong itu dari rahim Dini... bahkan saya pun mempertanyakan DNA siapa yang ada di dalam anak itu"

Julius hanya terdiam, apa yang bahuwirya katakan memang benar. Kini Nuca yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari keluarga, bahkan sudah terbuang dari ia bayi. Julius mengingat kembali perlakuan keluarga Dini istrinya.

"Atau memang benar Julius? Anak itu adalah anak Genik.. dan kamu memilih Genik dan membiarkan ia melenyapkan Dini.." tanya Bahuwirnya dengan tatapan sinis.

"Perlu berapa kali saya bilang pak, dokumen itu juga sudah jelas, anaku yang kini aku gendong, Askara Nuca, lahir dari ibu yang bernama Dini, meninggal karna pendarahan saat melahirkan." Sembari Julius melemparkan dokumen yang sedari tadi ia genggam erat.

"Dokumen bisa mudah dibuat Julius.." kini bahuwirya bangkit dan berjalan meninggalkan Julius dan Nuca.

Kini Julius mengerti, seejauh apapun ia meyakinkan ayahnya sendiri akan menjadi sangat mustahil jika ia sudah bersikeras meyakini Nuca kecil yang kini ada didalam pelukannya adalah anak dari Dini istri yang ia cintai.

Bahuwirya berhenti dan berbalik

"Baik Julius, kita buat satu kesepakatan. Saya akan lupakan semua masalah yang muncul saya akan mnerima kalian dia rumah ini, namun kamu dan semua anak cucu kamu, tidak akan ada menjadi penerus Bahuwirya. Dan kamu Julius, akan menanggung semua kebangkrutan ini, sampai semua bisa menjadi normal kembali, kalau kamu menolak.. bapak pastikan kamu hancur Julius!"

Julius tentu bukan orang sembarangan, ia memiliki banyak relasi kepergiannya ke tanah Bali bukan hanya mengasingkan diri dari keluarganya dan keluarga istrinya, mencoba untuk memulai usaha baru dibidang pariwisata, kembali bekerja di bidang pembangunan dan konstruksi tidak menjadikannya seorang yang miskin tentu.

Namun banyak hal yang ia pikirkan, jika ia menolak tentu nama baiknya dan nama baik putra sematawayangnya akan hancur seketika, kekuatan nama Bahuwirya walaupun kini bukan lagi seorang direksi Natiocom tidak bisa dipungkiri mampu memberikan dampak bagi Julius dan Nuca.

REKADAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang