Malam ini tiara tidur di rumahnya sendiri, setelah diantar oleh Nuca yang sedikit keliatan khawatir saat liat bibir Tiara yang mulai keliatan biru, dan tangan yang udah mulai dingin keringetan. Disamping rasa sakit yang suka tiba tiba dateng dan tiba tiba hilang, tangannya masih memeluk hangat boneka burung yang dia namain Buceros.
Boneka enggang yang Nuca beli di toko souvenir taman safari, entah kenapa walau bentuk burungnya gak gendut kaya teddy bear atau boneka buaya, Tiara ngerasa bonekanya amat sangat menyamankan
Beberapa kali dia senyum senyum sendiri ngeliatin boneka ini. Nggak kerasa waktu sudah menunjukan jam 11 malam, terlampau malam untuk Tiara yang besok mau Check up atas suruhan Papa nya yang paling Ganteng.
"De? Belum tidur ta?" Kepala cepak dengan kumis lele itu masuk ke kamar tiara, perlahan takut Tiara sudah tidur dan malah ngeganggu.
"Masuk pa sini, aku belum tidur ko"
"Wah, burung enggang ya?"
"Papah tau?"
"Tau lah de, dulu di kalimantan, burung seperti itu terbang sana sini, besar loh gak kaya boneka kamu yang segede cicak itu" jawab nararya dengan tebalnya kesombongan yang berbanding terbalik dengan ketipisan kumisnya.
"Namanya juga boneka pah, masa iya segede buaya muara"
"Suka banget sama boneka secuil kaya upil gitu? Papa beliin yang gede deh" ternyata oh ternyata Nararya cemburu, bukan barang yang Nararya beri yang menjadi kesayangan Tiara.
"Sayang lah pah, boneka lucu gini dikatain upil, bener bener ah papa mah!" merungut bibir Tiara lucu dihadapan Nararya yang membuat senyumnya mengembang.
"Dari siapa sih?"
"Dari Nuca.." ucap tiara perlahan
"Buang aja deh.. papa beliin yang baru"
"Lah, ko dibuang sih pa.. ih ngajarin anaknya gak bener emang bapak bapak berkumis yang satu ini"
"Papa beliin yang baru, yang lebih gede biar gak kecil kaya cicak begitu"
"Ihh.. cemburu ya anaknya dapet boneka dari orang lain" guyon tiara.
"Nggak, udah udah tidur, besok jam 9 pagi di RSPAD ya, perlu papa temenin? Atau nanti ditemenin ahmad aja?"
"Nggak usah, biar bang Ahmad ngawal papa aja, aku gapapa ko. Asal papa udah buatin janjinya"
"Udah, papa minta maaf ya.."
"Ishh.. apa sih pah"
"Ndak, itu maaf ikan jatah kamu papa makan barusan"
Nggak habis pikir dengan ayahnya sendiri yang suka berkelakuan absurd malam malam kaya gini, seneng denger suara ayahnya, seneng juga saat ia bisa saling ngeledek malam malam gini sebelum bakalan ditunggal selama seminggu lagi ke Bandung.
Sehat sehat ya pa...
doain Ade disini, doain ade biar tetep kuat jalanin semua hal yang berat.
Makasih sudah ngedidik ade penuh dengan kasih sayang
Tanpa lupa mendisiplinkan
Tanpa lupa menanamkan rasa cinta pada keluarga.
Gumam tiara melihat Nararya dari belakangnya, matanya tak pernah lepas dari punggung laki laki pertama yang iacintai, takan pernah lepas dalam benaknya, bahwa ia bukan anak kecil lagi, kebahagiaan yang selama iniia rasakan menjadi bekal.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Fiksi RemajaKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...
