Light City, salah satu yang ia sukai ketika mengendarai mobilnya walau terkadang mengalami kemacetan di beberapa titik tapi perjalanannya dari Jakarta Barat menuju Jakarta pusat menemui kekasihnya, OASIS jam 8. Ingatannya terpatri dengan janjinya bersama Nuca. Seperti biasanya menyalakan Radio adalah jalan pintas memutus keheningan.
Hai sobat Gen, malem yang sekarang cukup cerah ini adakah diantara listeners yang lagi jalan buat ketemu pacar ya kan atau yang lagi pulang kantor? mumpung trafic yang tumben lagi gak macet nih, tetap berhati hati diperjalanan, buat nemenin malam selasa ini gue mau play lagu buat kalian
Now playing
Kutukan (Cinta Pertama) - RaisaMata Tiara memendar melihat gemerlap cahaya ibu kota yang kini berada dihadapannya, hal hal kecil yang sering ia lupakan. Hal hal kecil yang sering luput dari rasa syukur, bahwa hidupnya kini sangatlah berharga, sesekali melihat disebelah kiri jalan non tol, melihat seorang anak kecil yang terpangku duduk dihimpit antara ibu dan ayahnya.
Hatinya mengembang, mengingat masa masa sulit yang kerap ia rasakan diluar Ibu kota. Mengingat ketegaran ibunya, melihat kekuatan ayahnya dan dirinya sendiri yang tumbuh dilingkungan yang keras, namun ia masih memiliki sandaran. Hidup ditinggal ayahnya, hidup berada dikota kecil sambil berharap kembalinya Nararya dengan selamat.
Pikirannya membayangkan, bagaimana dengan Nuca? Hatinya nyeri saat mengingat tangisan kekasihnya diatas balkon kamar sesaat liburan yang lalu. Hatinya perih mengingat apa yang dirasakan oleh Nuca selama ia berada dikeluarganya.
Saat mengingat Nuca, yang ia ingat adalah satu. Nuca adalah cinta kedua setelah mencintai Nararya ayahnya. Cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya, namun Nuca adalah yang kedua. Tiara terkekeh mengingat betapa cupunya ia dengan percintaan.
***
Bagian Jakarta yang lain, Nuca masih menyiapkan beberapa berkas. Lengan bajunya sudah digulung, jasnya masih digantung, dan dasi yang kini melonggar dari leher Nuca.
07.00 pmMatanya melihat jam Rolex kesayangannya, tersenyum kali ini berharap dirinya bisa bertemu Tiara secepat mungkin. Disiapkan nya berbagai dokumen dimasukan kedalam tas kerjanya, sengaja akan ia bawa pulang untuk di review.
Nuca memasuki kamar mandi, membersihkan tubuhnya dengan sabun yang selalu tersedia di kamarmandi ruang kerjanya, rambutnya disisir rapih mengenakan berbagai wewangian. Kembali menggunakan kemeja yang sama, jas nya mulai digunakan, namun dasi ia sengaja masukan tak luput spray wewangian sana sini menambah maskulinitasnya.
Jalan nya menuju Mobil kesayangannya mengarahkan ke arah OASIS.
***
"Ra?" Nuca menemui Tiara yang baru saja menurunkan kakinya untuk memesan vallet parkir seperti Nuca.
"iya, udah lama?"
"Nggak, baru sampe.. macet dijalan?"
"Nggak"
Terlihat sebuah tempat makan yang cukup exclusive, berada dilantai paling atas gedung ini, skylight, suasana angin jakarta yang dapat dirasakan pengunjung, sebuah meja khusus di sebelah Barat. Lebih cocok bila dikatakan Candle light Dinner yang cukup mewah.
Pengiring suasana disebelah selatan dekat dengan Loby, dan kitchen sepertinya memainkan lagu lagu indah.
Keduanya kini memasuki bagian rooftop yang sudah Nuca pesan. Satu buah meja, dua buah kursi, sebuah hiasan bunga mawar pink dan putih yang berada ditengah meja, dua buah lilin dikanan dan kirinya. Satu set alat makan yang sudah siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Fiksi RemajaKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...