"Lo kenapa sih?" Ujar samuel yang kini memesan double Shoot Espresso kebartender yang udah jadi langganan anak anak CMI.
"Gue bakalan ketemu lagi sama Nuca"ucapnya datar
Setelah ketemunya dia sama Axell, hatinya jadi datar.. Awalnya marah, karena tau dia masih dilibatin sama proyek yang udah mau rampung itu, ya tinggal datang ke Rantau Meraja aja. Tapi entah kenapa rasanya kesel ketika dia tau bakalan ngurusin hal itu, dan bakalan pergi kesana. Tapi seiring waktu hatinya jadi berasa datar, kosong aja kaya gak ada apapun yang dia rasakan sebelum diajak sama Samuel ke Coffe Shop langganannya.
"Bukannya dunia itu luas ya Ra? Bukannya lo punya kemungkinan ketemu Nuca di dunia ini, meski cuma 0,01 persen dari setiap detiknya"
Samuel bener, bahkan 0,001 persen kemungkinan ketemu sama Nuca di Rusia saat liburan jadi salah satu contoh nyata kalau iya dia ketemu lagi sama Nuca di Indonesia, jadi pacarnya dan ternyata ngelukain dia. Dulu setiap denger kata "NUCA" hatinya dag dig dug gak karuan, hatinya kadang memerah dan panas, kadang jadi beku dan dingin, kadang rindu gak berkesudahan seperti layaknya Lovebird yang pasangannya kabur gitu aja. Tapi sekarang beda, justru hatinya kaya biasa aja tiap denger kata "NUCA" seakan akan emang hanya angin lalu.
Tiara bersyukur dilingkari orang orang yang sayang sama dia, kaya Mba Dian, Ka Angga, Mas Alvin, Ziva, Keisya, Sam, Axell atau orang orang lain yang datang kehidup dia dan bikin dia lebih tenang, lebih ikhlas jalanin semuanya. Sampai akhirnya hatinya bisa rela dan biasa aja tiap inget masalah kemarin, justru makin bersyukur jadi tau orang orang yang beneran sayang sama dia. Meskipun sekarang, hatinya lagi bimbang mau ngecap Kevin sanum di golongan yang mana.
"Gue tau, dan gue ikhlas... gue gak masalah buat ketemu dia"
"Si Kevin Sanum?"
"Dia baik kok" ucap Tiara yang langsung disambut dengan pelototan heran dari Samuel.
"Kata Ziva, lo butuh penjelasan dari dia. Bener?" Ucapnya sambil minum double shoot espresso sedangkan Tiara mengangguk sambil menerawang ke dasar hatinya.
"Gue gak berharap lebih sih. Rasanya gue udah ngerasa hal ini jadi biasa aja, yaudah dia mau gitu.. yaudah. Tapi menurut lo, sebagai cowo... dan sebagai temen deketnya Nuca juga" kalimat terakhir yang keluar dari mulut Tiara dibalas dengan ngernyitan dahi dari Samuel yang ngerasa harus ngasih 100% perhatiannya didalam obrolan mereka.
"Ya, gue liatnya gitu samm.. lo temen deket Nuca" ucap tiara kikuk gara gara liat responnya Samuel kaya gitu
"Menurut lo, Nuca bakalan ceritain semuanya ke gue ga?""Menurut lo gimana?" Tiara makin bimbang pas dilontarin pertanyaan yang sama.
"Gue tau, Nuca bangsat" ucapnya
"Tapi dia beneran suka sama lo, ya walau gue tau banyak banget hal yang gak lo tau tentang dia. Kalaupun harus lo ktemu sama dia, dan emang udah gak ada rasa... kenapa harus gak siap? masih suka sama Nuca? " ucapnya menghabiskan gelas pertama dihadapannya."Nggak lah udah ada Mas Alvin juga... Gue bilang juga apa, gue udah biasa aja ke dia" Ucapnya spontan
"Lo udah ketemu Nuca?""Belom, Kacau katanya.." ucapnya sambil pesen gelas ke 2 lagi ke barista. Gak bisa dipungkiri seberapa acuhnya Tiara, atau seberapa move on nya Tiara, buat orang yang pernah ada di samping Nuca disaat saat kacau. Tiara keinget dan kebayang sekacau apa Nuca sekarang, dan gak bisa dipungkiri juga masih ada rasa khawatir, mungkin kali ini khawatir sebagai sesama manusia aja.
"Lo tau dia gimana?"
"Udah deh berhenti pesen espresso ah! " Matanya melotot pas Samuel megang gelas kopinya yang kedua."Oke, it's last cup!"
" lo gak nanya tentang dia sebelum sebelumnya" Kali ini senyumnya mengumbar untuk mas mas barista yang jadi langganannya semenjak dia ada di gedung CMI.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Roman pour AdolescentsKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...