Hari yang cukup pelik buat manusia manusia CMI, gimana nggak. Tiara khususnya, pagi pagi nemuin keisya yang acak acakan. Pagi ini harus lapor depan Axell dan Dian yang juga atasannya. Kalau report gak sampai target artinya mereka semua gak bisa juga dapet bonus akhir tahun. Jadi sebenernya, malam ini setelah Alvin nganterin Tiara pulang, Tiara gak sama sekali tidur karena ternyata ada revisian yang harus dikerjain. Axell emang gak ada hati, jam satu malem ngasih revisian buat report senin pagi ini.
Alhasil, dengan semi ngantuk dia duduk di ruangan sekarang dengan sedikit memejamkan mata. tapi apa boleh buat? Gak bisa tidur juga biar kata kamarnya bagus, atau malah modelnya kaya villa juga namanya juga kantor. Kantor tempat nyari uang, bukan nyari Tidur. Tangannya yang gantel bolak balikin lembar report buat minggu depan, ditambah dengan ngeliatin file presentasinya. Konon akhir tahun, Kacung model kampret Tiara dan manajer lainnya bakalan presentasi penutup ke jajaran Dewan Direktur.
" Honey bunny sweety , para makhluk CMI. Sushi Tei yu?" Ziva memasuki ruangan yang Cuma keliatan seonggok daging yang masih fokus sama file presentasinya buat minggu depan. "Eh sendiri, gue kira lo sama Kei" kali ini udah siap banget dengan segala tentengannya. Para manusia yang belum menikah di CMI ternyata pada menangguhkan waktu liburannya buat ditarik di cuti taun depan. Alhasil setengah kubikel CMI nya ini udah keliatan kosong.
"Gue belum ketemu Mba Manager keuangan setelah dari ruang rapat tadi, Keisya kemana sih? Lo liat?" tanya Ziva. Ziva kali ini udah gak segan buat masuk ke ruangannya Tiara, lagian semua kerjaannya Tiara setau dia udah beres. Evaluasi akhir tahun juga udah sama sama dilakuin dari setiap divisi yang ada di CMI. Dian sendiri yang memimpin pagi hari ini.
"Yah kan tadi gue langsung masuk ke ruangan Mba Dian, gue kira lo sama dia"
"Nggak, gue kan langsung rapat sama marketing, buat target tahun depan. Coba lo telfon deh Ti"
"BTW Siapa aja yang ikut?" Tiara kali ini nyiapin semua perlengkapannya kompak satu tas. Gak salah lagi makan siang udah didepan mata, gak Cuma makan siangnya aja ada manusia satu yang ngajak dia keluar.
"Samuel masih lo jadiin budak gak? kalau nggak biar sekalian sama dia, gue aja gak ketemu dia di depan. Kemana sih? Telpon gue gak diangkat..."
"Heh, suudzon aja terus.. Akhir taun gue gak sejahat itu kali bikin dia jadi budak korporat. Setau gue tadi dia beresin file Rantau meraja gak tau ngilang ke mana, Lagi ke IT Kali" Tangan Tiara masih ngotak ngatik hp nyari kontaknya keisya, mau khawatir tapi ini di dalam kantornya sendiri gak mungkin juga Keisya tersesat pas nyari ruangannya sendiri. Tapi gak khawatir gimana, pagi ini dia ketemu keisya yang super acak acakan.
***
"Kamu gapapa Kei??" Laki laki dengan kerah lengan yang sudah digulung sebatas siku dengan dasi yang entah sudah kemana. Keduanya memilih berbicara di dalam lorong tangga darurat. Ruangnya tergolong cerah, dengan dinding berupa kaca yang langsung terlihat kearah luar.
Keisya memilih duduk berjongkok dengan menyandarkan tubuhnya pada dinding kaca. Menggenggam erat sebotol air mineral. Sedangkan laki laki di sampingnya memilih untuk duduk bersila, sesekali ia menenggak air minum itu beberapa saat.
"Kei, aku Cuma manusia biasa. Bukan cenayang, meski aku gak tau apa yang terjadi sama kamu. Tapi aku bisa liat kamu gak baik baik aja"
Laki laki itu masih mencuri tatap pada wanita disampingnya
"Kei, apa gak sebaiknya kamu cerita sama aku? Mungkin bisa buat kamu lebih nyaman"
"Aku gak akan Judge kamu yang aneh aneh, kita udah lama kenal. Kei.."
Keisya mencoba mengangkat wajahnya yang telah lama terbenam di antara lipatan tangan. Menurunkan air mineral di tangannya. Mencoba mendudukan dirinya, namun dengan penuh keraguan bibirnya kini bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Teen FictionKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...