"Ko!" ketukannya kakinya Vivace melangkahkan kakinya disebuah rumah yang nampak tak asing, Kediaman Axell sepupu terdekatnya.
"Bisa lebih tenang? mau nyanyi maju tak gentar ya lu?" Tatapannya masih tenang di ruang tamu itu, membaca berkas berkas kepindahannya dari Singapura menuju tempat kerja barunya di Jakarta.
"Pindah ke Jakarta?? Gak bilang gue lo ya!" hentaknya dengan nafas memburu
"emang iya?" tatapannya bingung lihat Nuca yang ngos ngosan tiba tiba datang kesini.
"Gak ada perusahaan lain? harus ke BC hah?" oke nampaknya Nuca cukup marah kali ini dengan rona muka yang merah padam
"Lo, Mabok?" Axell yang sekarang makin heran liat tingkah Nuca dengan konstum kemeja yang kancing dadanya kebuka kemana mana.
Tanpa menunggu lama sepertinya perkataan Axell sungguh bertuah, Nuca yang baru pulang dari Bar setelah semalaman merenungi hal yang harus dia lakukan demi dirinya sendiri, muka yang merah padam berubah pucat kala ia memuntahkan segala bentuk etanol yang sudah membuatnya keracunan, tak lama setelah drama marah marah kemudian Nuca sempoyongan jatuh ke lantai.
***
Tiara masih terdiam di ruang kerjanya kala mentari baru saja memendar sinarnya. Hari ini pekerjaan yang cukup tenang dan berjalan lancar, Tapi hatinya juga ikut memendar kala kejadian hari ini, bertemu dengan direksi baru yang bakal jadi atasannya, walau emang baru mulai kerja nya besok.
Tiara menatap langit, mengingat ngingat wajahnya, yang entah kenapa familiar pake banget sama Tiara, mirip banget sama seseorang yang selama sebulan ini membuat hatinya luluh lantah berkeping keping jadi debu seperti habis dimasukin ke mesin incenerator bareng sama semua limbah medis infeksius.
Ingin bilang kalau semuanya halusinasi tapi ada aja yang bikin semuanya gak kaya halusinasi, ada aja hal hal yang mendukung kalau orang itu nyata adanya. Ingin rasanya Tiara minta KTP atau tanda pengenalnya buat tau apa benar dia hanya sekedar mirip.
Mungkin hatinya cukup bergetar hari ini banyak hal yang membuat Tiara mengingat Nuca, Dari luar Tiara terlihat biasa saja kala mengikuti derap kehidupan yang digariskan Tuhan, berbalik dengan Relung hati terdalam yang masih saja terasa perih.
"Ra?"
"Ya, eh Sam masuk sini"
"Belum pulang? Nungguin gue ya lo??? emm perhatian banget"
"Yah mulai deh Geer nya, Eh..Kalau mau matcha bikin sendiri aja" senyumnya terlukis melihat samuel yang datang dengan baju yang mulai lusuh gara gara dihimpit badannya sendiri selama 8 jam di kursi, lengan tangannya udah dilinting dengan kacamata yang disimpen diatas kepalanya.
"Gampang, Direksi baru kapan dateng sih?"
"Kayanya tadi udah dateng deh, samar samar sih ke ruangan Mba Dian kayanya" dibales dengan formasi mulut Samuel yang berbentuk o sambil ngangguk ngangguk.
" Eh Ra, gue mau nanya deh. Itu yang katanya yang Geothermal Rantau Meraja Lo tolak, bener?"
"Gak gue tolak, mau ditinjau ulang aja" jawabnya tenang tapi belum menjawab semua masalah yang ada di otak Samuel
"Siapa sih? Bos bos katanya pada rame gara gara lo"
"Super Freemant"
Super Freemant salah satu anak perusahaan BC yang bidangnya energi, Pimpinannya Kevin Sanum B. Proyek Geothermal yang bakalan dibangun di kawasan Sumatra ini tepatnya di Rantau Meraja dengan investasi sebesar 1,4 Milyar dollar AS atau sekitar 20 Trilliun Rupiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Teen FictionKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...