28. Taman Safari

54 5 11
                                    




Pagi hari menhambur di kota Jakarta, Minggu pagi yang notabenenya banyak manusia yang akan bangun lebih siang untuk bisa menikmati hari yang tersita selama 6 hari kebelakang. Tapi tidak dengan tiara, yang kini sudah berpenampilan santai, memilih menggunakan celana hitam dengan diadu dengan outer biru awan yang membuatnya lebih terlihat segar, rambutnya dicepol acak menggunakan sun glasess yang kini mengait di jemari tangannya yang cantik. Mengambil kunci mobilnya yang ada diatas meja sembari sesekali mengeck isi tas Lady Dior miliknya.

"Pah aku berangkat ya.." ucap tiara pada seorang lelaki tinggi yang kini sedang membaca buku dengan judul Distruption Era milik Rhenald Kasali dihalaman rumah yang kini terlihat asri setelah disirami.

Rumahnya bernuansa Jawa, dengan beberapa ornamen Joglo dan pepohonan asri yang mengitari taman, disebrang halaman depan terlihat bangunan kecil yang sepertinya digunakan sebagai pendopo dengan pohon kamboja yang kini sedang berbunga putih kuning menghambur di atapnya.

"Hmm iya.. mobilnya udah papa siapin, hati hati ya de. Itu udah papa isi bensin juga, tambah angin ganti oli sama cek radiator juga" ucap Nararya, ayah tiara yang sepertinya sudah menyiapkan keperluan tiara.

"Mana ada papa yang isi, orang aku yang ke bengkel, papa nganggur di rumah nih?" tanya tiara yang kini mulai menghampiri kucing kesayangannya yang terduduk dihalaman depan.

"sama Bunda paling, mau ketemuan sama pa Hendra" ucap Nararya yang kini kembali menatap tiara senyumnya bahkan tak pudar kala menatap putri cantik satu satunya.

"Hati hati ya papaku sayang" ucap tiara yang kini berpamitan sambil memeluk Nararya, kemudian bangkit dan berjalan menuju wanita yang berada di halaman samping.

"Bun, ara berangkat ya?" ucap tiara pada bunda trisha yang kini sedang merakit bunga yang baru saja ia petik dihalamannya.

"Iya, hati hati ya.. Ada yang ketinggalan lagi gak?" tanya Trisha

"Ngga ko bun, ini udah semua nya, yaudah ya aku berangkat" ucap Tiara

"Iya yaudah hati hati ya sayang, maaf bunda gak anter sampe mobil" ucap Trisha yang kini mendekatkan dirinya pada tiara untuk memeluknya, kalimat terselip saat ia memeluk tiara
"Salamin buat Nuca ya sayang" ucap trisha sedikit berbisik pada Tiara, Bunda Trisha tau suaminya tak akan senang jika ia memberikan salam untuk Nuca.

Kini tiara hanya mengangguk kecil sambil menunjukan jempol dan senyumnya yang lebar.

"Dadah Papa, Bundaa.. Ara jalan yaa"

Kadung Janji menurut tiara, walau orang tuanya sedang di Jakarta, janjinya pada Nuca untuk bisa berjalan jalan tidak mungkin ia lupakan begitu saja. kini ia memasuki apartemen milik Nuca di bilangan jakarta pusat, memarkirkan mobilnya sedikit menyemprotkan parfum miliknya, mengoleskan pewarna di bibirnya, dan mengambil dua gelas kopi disampingnya.

Ting..

"Nuc.." sapa Tiara yang kini sudah berada di hadapan Nuca, Mimik mukanya merekah sangat bahagia melihat wanita dihadapannya.

"Macet gak dijalan, Be?"

"Hmm, nggak sih tadi kebetulan masih kosong" ucap tiara yang kini menyambar pinggang Nuca merangkulnya dengan hangat

"Kita mau kemana hari ini?"

"aku punya beberapa pilihan"
"Mau jalan Sea World atau mau ke Taman Safari?"

"Hmm.. kalau ke Taman Safari boleh ga? Mataku lagi butuh warna hijau kayanya" tanya Nuca

"Boleh dong, yaudah kita ke Taman Safari ya" ucap tiara yang kini ada disofa Ruang tengah, meminum sedikit demi sedikit Vanilla Latte miliknya sesekali membuka Instagram.

REKADAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang