Prachtig Meer

39 5 3
                                    

Now Playing - 365

Aku tak paham apa yang sedang terjadi
Entah manusia mana yang mampu mengimbangi rasa kalutnya dengan masa lalu yang bahagia.
Tawamu menghantarkanku pada hari hari yang begitu kompleks
Namun dengan apa pilihanmu kini, kau juga mewarnaiku dengan begitu paripurna.

Tanah hijau yang masih terbayang di mataku.

Hingga danau itu masih membuatku terpana dengan alunannya, gemericik yang ku dengar dari riuh ikan ikan yang berenang, atau sesekali angin yang meniupnya dengan bahagia.

Ah aku mengingatnya lagi, kau selalu merujuk dimana riuh riuh itu berada. 
Helaan nafas selalu beriringan dengan dua kemungkinan; tawa atau lara
mungkin yang lalu Tawa dan harap 

Kini Lara menemaniku, kala mengingat ingat bias sinar hingga masuk kedalam relungku. 

Air-mu yang tenang membuatku sepi, begitupun dengan gelombangnya yang indah membuatku terisi.

Bunga kuning ditepi danau akan selalu mengingatkanku atas jari jarimu yang menyelinapkan bunga itu pada sudut atas telingaku. Mengelus rambutku dengan lembut, sesekali memeluku dengan erat, menggenggam tanganku tanpa kata, namun meminta berlari disampingmu. Semua komponen yang indah menjadi sistem dan membangun lingkungan ini menjadi tempat yang frekuensinya selalu sama dengan rasa bahagiaku.

Sepinya hari yang ku lalui. Sunyi yang aku rasa dalam hidupku. Lompatan demi lompatan yang ku awali dengan menutup mata,  menekan dan menghilangkan lara dari realita, bahwa tanpa ada dirimu yang menemani. 

Nyatanya gagal untuk ku menyangkal. 

Melewati lompatan lompatan selanjutnya dengan perlahan membuka mata. Masih aku ingat tawamu, masih juga bisa ku rasakan dalam tubuh ini. Bayangmu mengingatkanku pada cahaya matahari yang terus bergelimang.

Indah didalam hatiku, kini aku menapaki dinding dinding yang sempat dijadikannya sandaran kita, ditempat yang sama. Aku mengingatnya, mengingat setiap jengkal ilalang disudut sana menjadi tumbuhan yang menari seiring dengan lompatan kecil kala kita menapaki jalanan ini.

Rasanya sama, seperti ini.

Aku benci mengakuinya namun ini kenyatannya, engkau masih yang terindah. Disetiap moment yang ada didalam hidupku. Kini ku menapaki lagi jalanan ini hanya ddengan danau disebelahku. 

Apa yang kini ku rasa? Menangis saja ku tak mampu.

Akankah, aku menamainya dengan sisa kenangan yang paling indah.

Akankah aku menjulukinya dengan sedih?

Atau bahkan kecewa?

REKADAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang