53. Hugo Prada & Keisya Cantika

50 6 37
                                    

Now Playing
Semata Karenamu – Mario G Clau

Hugo Prada menghentikan mobilnya sepihak, ban yang dipaksa terhenti dengan menggores garis garis hitam diatas aspal. Nafasnya naik turun dengan wajah yang memerah, sedangkan tangannya mencengkram kuat lingkaran kemudi dihadapannya. Mata yang menerawang lurus disertai dengan urat yang timbul dibagian pelipis kepalanya menambah aura kemarahan yang mungkin ia tahan sekian lama.

Sedangkan, wanita disampingnya hanya bisa menutup paksa pandangannya dengan kedua kelopak mata. Ia takut, takut dengan kecepatan tinggi dari kendaraan yang ia tumpangi dan takut atas kejadian yang mungkin terjadi setelahnya. Tangan kanan-nya menggenggam erat seatbelt yang menyangga tubuhnya untuk menghindari benturan kencang dengan dashboard mobil, sedangkan tangan kirinya mengepal hingga tersisa bekas tajamnya kuku berwarna kemerahan dibagian telapak tangan. Nafasnya turut ikut naik turun seiring dengan ritme nafas laki laki disampingnya, tak hanya itu air matanya juga turut mengikuti luruhnya perasaan nyaman yang seiring berganti dengan kerisauan. Bedaknya sudah luntur, memberi garis garis dimukanya bekas aliran air yang terjatuh ke arah pipi.

Pukul dua dini hari, ditempat yang sama keduanya masih saling berdiam diri disisi jalan raya, lalulintasnya terlampau sepi karena hanya mobil ini yang terdiam cukup lama, bahkan angin kencangpun tak sedikitpun menggerakan roda roda ini. Hugo mulai menyalakan pendingin udara yang terrpasang di mobil ini. Rasa dingin merangsek masuk kedalam pori pori tubuh Keisya yang hanya menggunakan dress dengan bagian pundak dan tangan yang terbuka, blazernya telah terlempar entah kemana. Namun, tangannya tetap sama memegangi seatbelt dengan gemetar. Nafasnya menjadi tersendat karna sudah tak ada air mata yang mampu ia tunjukan.

Kini hugo menurunkan suhu pendingin udara mobil ditunjukan dengan icon salju sebanyak dua buah, Udara  jakarta pada malam hari sungguh tak membantu sama sekali menaikan suhu yang ada didalam mobil ini. Dinginnya semakin menyeruak dan semakin menusuk, giginya mulai gemeretak namun tangan itu masih mengait dengan seatbelt semakin erat ia menggenggam menahan rasa dingin dan rasa takut.

"Kenapa tiba tiba penasaran sama BC?"
"Kamu tau dari siapa?"
"Aku belum bilang apapun sama kamu" Hugo kini menembaki keisya dengan berbagai pertanyaan, namun suaranya masih sedingin udara didalam mobil ini.
"Keisya Cantika Hendrawan, JAWAB!"

Tak ada sedikitpun ucapan yang keluar dari bibir Keisya selain suara gemeretak gigi akibat kedinginan. Tangannya semakin gemetar kala ia mendapati sisi lain Hugo yang selama ini ia hindari. Keisya selama ini mencoba untuk mengikuti semua permintaan Hugo, agar ia tak perlakukan keisya seperti ini.

Tak ada jawaban apapun dari keisya membuat Hugo naik pitam, tangannya kembali mengotak atik tombol pendingin udara, gambaran tiga buah salju itu berjajar rapih menurunkan suhu udara didalam mobil. Keisya bukan lagi gemeretak, suaranya yang sedikit demi sedikit terdengar erangan sebagai pertanda ia telah menggigil. Tubuhnya menjadi putih pucat dengan bibir yang mulai kebiruan akibat kedinginan.

"Kamu jawab, atau aku yang cari tau sendiri"

Keisya masih tak berani menjawab, ia sibuk mengontrol frekuensi nafasnya yang naik turun melawan rasa dingin. Namun sikapnya yang masih diam seribu bahasa menyebabkan Hugo yang semakin emosi.

Ia tak pernah semarah ini, semuanya bermula dari keisya mendiamkannya, keisya bersama Axell, keisya mempertanyakan keputusannya, keisya yang tak lagi mengerti posisinya, keisya yang lebih memilih bersama dengan lelaki lain untuk mencurahkan isi hatinya, keisya yang jua tak menghargai setiap pengorbanan yang ia lakukan.

Setiap emosi berkelibat didalam otaknya, dengan nafas yang kembali naik turun tangannya menaikan jumlah salju yang ada didalam display menjadi mode maksimum. Tangan Keisya terlepas dari pegangan seatbelt, ia menggosok gosokan tangannya kebagian lengan. Penuh dengan menggigil yang jua terbias dengan rasa takut dan cemas. Kini Keisya memohon..

REKADAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang