Nuca yang baru saja selesai untuk merebahkan badannya, membaca ayat ayat Tuhan sebagai waktu teduhnya, serta mengumpulkan energi untuk kembali bergerak. Tidak pernah lupa sesekali ia menggunakan waktunya untuk bermain catur cepat sebagai pelepas penatnya seharian. Cukup penat untuk menerima hari yang sangat pelik, pertemuannya dengan Mahalini dan keluarga Ajik wayan sesekali membuatnya gusar. Diambilnya sebatang rokok yang telah ia simpan, kemudian mengambil tempat dihalaman depan kamarnya, memastikan tidak ada asap memasuki kamarnya, dan memastikan tidak ada yang melihatnya.
Dinyalakannya rokok, dihisap lamat lamat memenuhi rongga paru parunya dan mencoba mengeluarkannya perlahan, ia percaya hembusan asap nya sekaligus membawa penat yang ada di dalam rongga hatinya, tentu hanya pikirannya saja. Batangan perlahan mulai menjadi abu kini hanya tersisa filter rokoknya. Catat, Nuca hanya akan merokok ketika masalahnya memuncak, dan ia tak pernah mau tiara mengetahui kebiasaannya ini.
Tak pernah lupa ia menghilangkan bekas bau rokok ia mencoba menghapus bebauan tembakau di tubuhnya, mencuci tangannya hingga bersih, menyikat giginya dan berkumur dengan obat kumur, menyisir rambutnya hingga rapih, dan menyemprotkan parfum miliknya ke berbagai arah.
Nuca kini bergegas menuruni tangga, menuju wanita yang kini ia lihat sedari jauh.
"Hai Be.." kini Nuca hadir diantara teman temannya yang lain Nampak berpakaian kaos dengan celana pendek wanginya menyeruak, ia mengaitkan tangannya di pinggang Tiara kini dibalas dengan pelukan dari Tiara yang sedang mempersiapkan botol wine yang disimpannya pada box berisi es untuk menjaga suhu yang ada didalamnya.
Pilihan Wine Tiara untuk makan malam hari ini adalah Aga White Wine yang memiliki rasa ringan dengan aroma citrus yang akan menari dengan daging BBQ yang memiliki rasa cukup pekat.
"Hai sayang.. feeling better??" kini keduanya saling menatap senyum Tiara tak pernah lepas kehangatan yang kini Tiara rasakan, angin yang berhembus cukup menusuk dimalam ini angin pantai di kawasan Jimbaran Bali.
Nuca menatap senyum lembut Tiara, mengangguk kecil sembari mencium pucuk kepalanya. Posisi tangan kanannya kini memegang gelas berisi ¼ white wine, dan tangan kirinya memeluk lembut tangan lelaki yang ia cintai.
"you want it, babe??" sambil menunjukan gelaswine miliknya yang terlihat masih mengembun
"nope, just want you" kini wajah Nuca mendekati pipi Tiara menciumnya dengan lembut memberikan rasa hangat diantara keduanya, bercumbu dengan kebahagiaan yang memuncak didalamnya.
Sam dengan Ziva kini sedang asik membolak balikan daging sapi tenderloin yang sebelumnya Hugo pesan, tawanya tak pernah lepas guyonan khas milik samuel selalu mampu membuat Ziva tertawa lepas, sepertinya masalah diantara keduanya sudah menguap dengan cepat. Sesekali Ziva mencolek pipi samuel yang dibalas dengan tawa dan cubitan gemas dari samuel.
Nampaknya, tempat pembakaran menjadi lokasi yang membuat keduanya dicumbu asmara, daging tenderloin hanya membutuhkan mereka dan kini panggung pembakaran yang dikhususkan untuk keduanya, tak ada satupun yang keberatan atau mencoba mengganggu.
Dibagian taman yang lain, tepatnya disisi kolam renang sepasang manusia memasukan kakinya kedalam kolam renang, menikmati rasa dingin yang menyeruak dipori pori kaki keduanya, sesekali Keisya memeluk Hugo yang bersikap sangat menggemaskan, sesekali tangan Hugo menyisir rambut Keisya yang berterbangan diterpa angin. Sesekali keduanya menyesap jus yang ada diantara keduanya, menambah kesan romantic dengan banyak lampu lampu gantung. Keduanya asik berbicara dengan berbagai macam cerita yang tak akan pernah habis.
Keisya menatap mata Hugo keduanya seakan menunjukan kepemilikan hati masing masing, tatapan bahagia, tatapan percaya, tanpa banyak kata ia mampu menunjukan segalanya. Tangannnya yang sesekali jail menyipratkan air kolam ke arah Hugo yang kini dibalas dengan pelukan dan kecupan hangat di tangan Keisya untuk menghentikan aksi jailnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Novela JuvenilKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...