49. Sore Itu

45 6 16
                                    

"Tiara, Wat is er gebeurd?" (Apa yang terjadi)

Dian yang kini sudah duduk di ruang tengah apartemen Tiara, nampak mulai serius dengan bahasa belanda yang terucapkan. Ia menatap lurus sembari menggenggam tangan Tiara. Matanya menunjukan sorot percaya pada Tiara, meski ia tau, Tiara tak mudah mengungkapkan kejadian buruk yang terjadi pada dirinya. Apalagi jika harus bercerita pada orang sekitarnya.

Tiara menatap perlahan sekitarnya, Ziva, Angga, Axell meyakinkan dirinya sendiri untuk bisa terbuka pada orang sekitarnya. Tiara tau, Hubungan terakhir dengan mereka adalah saat Tiara menghempaskan segala amarahnya selepas bertemu dengan Nuca dan menghantarkannya pada kejadian beberapa saat yang lalu. Perasaannya jelas gak enak, ia merasa sudah merepotkan banyak orang diakhir akhir ini. Tapi setidaknya ada fakta yang dapat membuatnya lebih mudah menerima kenyataan.

"Gapapa Ti, cerita aja. Kita percaya sama kamu" Ucap Dian yang kini mencoba meyakinkan Tiara.

Segenap hatinya ingin menceritakan masalah, segenap jiwanya pun merasa perlu untuk berbagi. Tapi entah ada hal yang menjadi masalah diantara hati dan pikirannya, Ia terlampau takut akan prasangka buruk yang mungkin bisa dilemparkan oleh orang sekitarnya. Selama beberapa saat ia termenung kepalanya penuh dengan bisikan 'Jangan percaya dengan siapapun lagi Tiara, Sebaik apapun mereka. Mampu membuatmu kembali terluka'

"Ti, dengerin mba.... Kita percaya sama kamu, Kamu juga harus percaya sama hati kamu, dan percaya sama kita. Apapun itu, kita mau cari jalan keluar bareng bareng, jangan sendiri ya.. Kita ada ko buat kamu" Dian kini semakin erat menggenggam tangan Tiara.

"Malem itu, aku ketemu lagi sama nuca. Bukan suatu yang penting sih, dia masih bilang kalau dia gak kenal, gak mau kenal, dan ya aku gak tau lagi dia bilang apa. Terlanjur aku buang ingatan itu" Ucap Tiara

"Trus setelah itu, kamu ketemu Kevin?" Axell kini memangkas cerita.

"Nggak Koh, Saat aku bareng sama Nuca, Ada Kevin sebenernya. Tapi dia pergi gitu pelan pelan. Dari situ aku gak merhatiin lagi mobil dia, lalu ya udah aku ngobrol sama Nuca. Nuca ninggalin aku, trus tiba tiba dari belakang mobil Kevin muncul lagi tapi dari arah yang berbeda gitu. Aku cuma inget tiba tiba......"

Tiba tiba saja mobil berhenti mendadak, menyebabkan Tiara dan kevin hampir terjatuh dari tempat duduknya.

"Aww..." Tiara kini memegangi dadanya, hentakan-nya cukup mengejutkan Tiara.

"Tolol, ada apa?! Gak bisa nyupir ya Anda"  Ucapnya kini membentak Supir dihadapannya.
"Kamu gapapa Ti?" Kini ia teralihkan kala melihat Tiara yang cukup lemas.

"Pa Kevin, Sepertinya ada sesuatu yang menimpa bagian depan pa" Ucap Supirnya kini yang bergerak menuju luar.

"Ti, kamu Duduk disini dulu ya, saya mau cek ke depan"
"Jangan kemana mana"

"Kamu bisa pingsan karna apa Ti?" Kata Dian yang masih bingung sama kronologi mereka.

"Aku gak tau Mba, Saat Kevin keluar. Tiba tiba Mobil nya ber-asap, asapnya dari depan, tapi didalam mobil full banget sama Asap Mba. Aku gak inget banyak, cuma aku berusaha buka pintu tapi kekunci, kacanya juga gak bisa di buka. aku gak liat kevin kemana karena asapnya bener bener pekat. Dari situ aku gak inget apapun" Ucap Tiara.

"Ka Alvin bilang, Kalau kamu ditemuin Kevin dipinggir jalan dalam kondisi basah kuyup. Aneh gak?" Ziva kini mencoba menerka nerka.

"Meski Alvin bilang kalau dia gak jelas dapet informasinya, karna Kevin-nya juga gak ikut. dia dapat info dari petugas Ambulans kan De?" Ucap Angga

"Iya, makannya Alvin gak bisa yakinin kronologis nya gimana. Kalau dari cerita petugas kamu ditemuin dipinggir jalan sama Kevin. Kalau dari cerita kamu, Kamu kekunci di dalam mobil yang berasap itu kan, Itu kontra." Ucap Angga kini ikut berargumen.

REKADAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang