20. Go Home..

56 5 8
                                    

Rasanya seharian ini keduanya belum makan, Tiara hanya memakan sereal dan ya kudapan manis di rumah Nuca, belum makanan berat yang ia makan. Inisiatifnya kini mencuat, perutnya mulai merasakan perih, salahnya sendiri tidak sempat makan saat membuat makan malam bersama teman temannya.

kakinya menuruni tangga, mencari menu makanan di aplikasi pesan antar handphone nya.

"Ziv, bisa pesen makanan online gak sih disini?"

"Bisa bisa, sini duduk dulu.. mau pesen apa emangnya darling??" Ziva menengok sekejap posisinya terdusuk diatas kursi mini bar penginapan ini.

Keisya, Samuel dan Hugo sedang keluar, mencari oleh oleh untuk staff nya masing masing yang sudah membantu ketiganya mengerjakan kerjaan dikala cuti. Sedangkan Ziva memilih untuk diam di Penginapan saja, PMS yang tiba tiba hadir sore ini membuat perutnya Kram.

"Lo kenapa Ziv?" tiara mulai khawatir dengan ziva yang kini memegangi perutnya.

"Period Cramps, Ra.. Its oke"

"Gue pesenin Cream Soup deh ya sekalian, biar anget perutnya.. ya?"

"Boleh deh, makasih sayangku.."

"Iyee beb, mau jamu? gue cariin sekalian?"

"Nggak nggak, butuh yang anget aja.. Nuca kenapa sih Ra, Gue hampir nangis denger si Nuca se-nangis itu tadi sore"

"Kedengeran ya pasti sampe bawah?"
"him memories. cuma dia dan dirinya sama Tuhan kayanya yang tau ziv" senyumnya meringis

"Nuca beruntung sih ada elo, beneran deh.. kalau gue di posisi lo, kayanya glagapan deh nanganin nya..." Tiara hanya tersenyum mendengar pujian Ziva, rangkulan tangan ziva kini mampu memberikan positive energy untuknya.

Obrolan panjang tiara menjelaskan hari harinya dengan Nuca dan Ziva hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti menjadi pendengar yang baik dikala Tiara merasa butuh mengungkapkan segala emosi dalam dirinya.

Obrolannya kini tersela dengan bunyi ketukan pintu, Makanan pun datang, ia menyiapkan makanan diatas tiga mangkuk, satu pumpkin Soup keinginan Ziva, dua Chicken and Mushroom Creamy Soup dengan asap yang masih mengudara

"Makasih darling, tau banget butuh yang panas panas"

"iya, habisin loh ya! besok jamber sih pulang?"

"wadoh, gue gak tau deh masalah akomodasi urusan nya Tuan Kevin Hugo itu mah"

"oke, kabarin gue ya beb.. Gue ke atas dulu, sendiri gapapa dibawah? atau ke kamar aja deh gue bantu ke atas"

"Gapapa, mau nunggu Sam dulu dia janji beliin gue donat "

***

Kembali Tiara menuju kamar Nuca, dilihatnya Nuca yang kini memejamkan matanya, Tiara yakin Nuca kini terasa begitu lelah, tidur nya tidak tenang. Ini kali pertama Tiara menghadapi Nuca yang seperti ini, Tiara memang tau, Nuca memiliki masalah kecemasan, kadangkala terjadi namun sangat jarang hingga seperti ini.

Nuca memiliki obat sendiri untuk menghadapi serangan kecemasan yang ia alami tapi jauh lebih baik kondisinya dibanding kejadian sore ini, justru Tiara tidak tau Nuca akan mengalami hal berat seperti ini.

Kini Tiara mencoba mensejajarkan tubuhnya dengan Nuca, membiarkannya dan menatap Nuca yang sepertinya telah tertidur, 15 menit setelah ia duduk disampingnya
"Nuc.. aku gak pernah nyangka kamu akan menghadapi hal seberat ini. Dan aku gak pernah nyangka kamu akan sekacau ini nuc" batin Tiara kini Tiara mencoba memanggil Nuca.

"Nuc, bangun dulu yu aku bawain makan buat kamu. Belum makan kamu tuh seharian, kasian perutnya..."

Nuca membuka matanya memerjap perlahan, cukup bengkak terlihat di pelupuk matanya, badannya masih terasa remuk namun sudah lebih baik, mendudukan badannnya yang terasa remuk dengan bersandar di headboard.

REKADAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang