- Mengapa setiap melihat mereka aku merasa bersalah, apakah benar aku memang pernah ada di masa lalu mereka atau hanya perasaanku saja? - Kenzio Agler Kaindra
Kallandra yang benar-benar sibuk pada pekerjaannya membuatnya tidak sempat menjemput Kezia dan Kenzi di sekolah, sehingga ia menghubungi Nay agar gadis itu saja yang menjemputnya dan Nay pun bersedia walaupun jauh dari lokasi pemotretannya saat ini membuat Kallandra sebenarnya merasa tidak enak namun, harus bagaimana lagi? Apalagi dirinya benar-benar sibuk seperti ini.
Nay segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar dari studio sambil menggendong babby Ken dan pemandangan itu terlihat oleh Kenzio yang sedang melihat hasil dari foto-foto gadis itu.
"Nay," panggil Kenzio mengejar Nay.
Nay menoleh."hei, sorry gak bilang apa-apa. Aku lagi buru-buru soalnya."
"Kenapa?" Tanya Kenzio.
"Kezia dan Kenzi setengah jam lagi pulang. Aku gak mau mereka nunggu lama, Kallan juga beritahu mendadak gak bisa jemput mereka." Nay cemberut.
"Bolehkah aku ikut? Lagipula kau sudah berjanji akan memperkenalkan aku pada mereka?" Kenzio tersenyum.
Nay berpikir sejenak."baiklah tapi, kita bertemu di restoran Italia saja ya,"
Kenzio mengangguk."baiklah!" Sahutnya bersemangat.
Nay setelah memastikan babby Ken duduk dengan nyaman di bangku sebelah kemudi kemudian memasuki mobilnya dan segera melajukan mobilnya untuk menjemput Kezia dan Kenzi tepat waktu.
Kenzio yang penasaran dengan sekolah keduanya langsung menyusul Nay tanpa sepengetahuan gadis itu, entahlah dia hanya penasaran dengan ketiga malaikat kecil Nay itu.
🌗
Kezia dan Kenzi keluar dari kelas masing-masing dan berjalan menuju gerbang pintu keluar namun, mobil Kallandra tidak terlihat oleh keduanya.
"Papa Kallan mana sih?" Kezia cemberut.
Kenzi menggeleng."coba kak Zia telpon Papa Kallan deh,"
Kezia mengeluarkan handphonenya dan menghubungi Kallandra namun, nomor itu sibuk membuat gadis kecil itu kesal."iih, gimana kita pulang nih?"
"Kita pesan taksi aja kak ke kantor Papa Kallan," usul Kenzi.
Kezia menggeleng."Kakak bisa dimarahin Papa kalau pesan taksi sembarangan."
"Tapi, Papa Kallan gak biasanya lama begini. Kan dia on time jemput kita," protes Kenzi.
"Atau kita telpon Mama?" Usul Kezia berpikir.
Kenzi menggeleng."tempat kerja Mama jauh dari sekolah kita, kak. Pasti lebih lama lagi."
Kezia mengangguk membenarkan."jadi, kita gimana dong?"
Kenzi menggeleng."gak tahu."
Tak lama mobil Nay berhenti di depan keduanya dan Nay pun keluar dari mobilnya terburu-buru menghampiri keduanya.
"Sayang, kalian gak papa 'kan?" Tanya Nay khawatir.
"Mama," Kezia dan Kenzi segera memeluk Nay.
"Ayo masuk," ajak Nay tersenyum membuka pintu mobil bagian belakang.
Keduanya masuk dan langsung bertemu babby Ken adik mereka yang menyambut keduanya pulang sekolah.
"Kakak," babby Ken tersenyum.
"Makasih ya Adek udah jemput kakak." Kezia segera menggendong adiknya ke kursi belakang dan Nay membantu memasang pengaman untuk babby Ken itu.
Babby Ken mengangguk."kue,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince In Reality
RomanceSeri keempat dari My Ice Dosen Aku mulai mencurigai suatu kejanggalan dan berusaha mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya demi satu rasa, cinta. Aku masih percaya bahkan sangat percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah memisahkan dua orang yang saling...