47 - Kenyataan Babak Baru

62 12 0
                                    

- Jika masih ada kebohongan yang harus aku dengar lagi, aku lebih memilih untuk tidak bangun kembali - Nastiti Adha Iqbal.

Kennandra mendonorkan darahnya untuk Kenzi karena golongan darah mereka yang cocok, selain itu selama hampir satu tahun ini ia sudah menganggap Kenzo sebagai putranya sendiri, ia menyayangi Kenzo seperti ia menyayangi Kenzio putra semata wayangnya yang sudah meninggal.

Melihat penderitaan Kenzo, Kennandra tak tega. Ia tahu hati seorang ayah yang tidak ingin terjadi apapun pada putranya, bila perlu nyawa pun akan diberikan, begitulah seorang ayah.

Memutuskan untuk menyelamatkan Kenzo malam itu dari maut membuat Kennandra sudah tahu detail riwayat penyakit dari hasil pemeriksaan dokter keluarga Kaindra itu.

Hasil yang benar-benar mengejutkan bahwa Kenzo mempunyai riwayat penyakit HIV/AIDS, kanker paru-paru stadium 3 dan asma akut. Kennandra sudah tahu riwayat penyakit Kenzo itu dan tetap bersedia merawat Kenzo hingga pulih namun, Kenzo yang hilang ingatan saat itu membuat Kennandra semakin menyayangi Kenzo, ia tidak tega dan berharap Kenzo tak pernah ingat masa lalunya.

"Pak," Kenzo berkaca-kaca memandang Kennandra.

Kennandra tersenyum dan menepuk pundak Kenzo. "Tetap panggil aku Dad, statusmu tidak akan merubah apapun, Dad akan selalu menyayangimu."

Kenzo segera memeluk Kennandra. "Terimakasih Dad,"

"Ingat janjimu tidak akan meninggalkan Dad dan melupakan Dad, jagoan." Kennandra tersenyum tulus.

"Aku tidak lupa Dad, terimakasih untuk semuanya. Aku rasa aku belum mengatakannya," Kenzo merasa tak enak pada orang yang sudah menyelamatkan nyawanya.

"Seorang ayah akan selalu melindungi dan menjaga anaknya," Kennandra tersenyum. "Kenzi akan baik-baik saja setelah ini, percaya pada Dad."

"Terimakasih Dad, terimakasih sudah menyelamatkan nyawaku dan Kenzi. Aku banyak berhutang nyawa pada Dad," Kenzo benar-benar merasa tak enak.

"Jangan bahas hutang nyawa, sudah sepantasnya Dad menyelamatkan cucu Dad sendiri, jangan sungkan jika kamu membutuhkan Dad maka berlari lah kearah Dad," Kennandra tersenyum.

Kenzo terharu mendengarnya. Selama ini ia memang kekurangan kasih sayang seorang ayah, Andra sang Papa lebih banyak memprioritaskan Kentara kembarannya kini ia mendapatkan kasih sayang seorang ayah yakni Kennandra.

"Mr. Kaindra terimakasih sudah bersedia mendonorkan darah anda untuk Kenzi," ucap Mario.

"Sejak awal aku menemukan Kenzo, aku sudah menganggapnya sebagai putraku sendiri sudah otomatis Kenzi adalah cucuku," Kennandra tersenyum.

"Zia sayang," panggil Kenzo pada Kezia yang bersembunyi hanya memperhatikan mereka semua sedari tadi.

Kezia menggeleng. Ia takut pada Kenzo saat Kenzo sang Papa sudah benar-benar kembali padanya bukan lagi berperan sebagai Kentara.

"Kezia," panggil Kenzo akan mendekati Kezia namun, Kezia menggeleng dan bersembunyi di belakang Mario.

"Kenapa Papa gak mau jadi uncle Allan lagi? Nanti Mama Nay mau lompat lagi Zia takut," Kezia berbisik pelan.

Kenzo berlutut mensejajarkan dirinya dengan gadis kecilnya itu. "Zia, Papa janji Mama Nay gak akan lompat lagi, Zia ngerti kan sayang kenapa Papa harus melakukan itu dulu?"

Kezia mengangguk. "Uncle Allan yang minta Papa supaya jadi uncle Allan sementara waktu,"

Kenzo tersenyum mendengarnya. "Sekarang waktu Papa untuk jadi uncle Allan udah habis sayang, dengar Zia, setelah ini gak ada lagi hal buruk untuk kita semua, Papa janji." Mencium kepala Kezia.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang