34 - Perseteruan Jennifer, Nay & Florensia

41 8 0
                                    

- Rasanya semakin hari semakin gila saja entah memang dia bagian masa lalu namun, mengapa justru aku semakin meragukannya  - Nastiti Adha Iqbal.

Mario membawa Nay dan Florensia ke apartemen nya, emosinya benar-benar sedang diambang batas normal saat ini karena keduanya terlibat perang adu mulut di sebuah coffee shop yang jelas-jelas ramai pengunjung bahkan pasti menjadi sorotan setelah ini.

Mungkin namanya juga akan terseret karena sebagai kekasih dari pembunuh. Memikirkannya saja membuat kepala Mario berdentam hebat.

Pria berkulit eksotis yang kini memasuki usia 37 tahun itu nyaris merasa tak waras karena kekasihnya dan adik angkatnya ini selalu terlibat perkelahian tanpa peduli dimana mereka berada, tanpa peduli berita miring yang harus Mario singkirkan sebelum menyebar luas.

"Apa kalian gila, hah?" Mario memandang Florensia dan Nay bergantian.

"Kekasihmu yang gila!" Kesal Nay.

"Ya, aku gila. Puas?" Florensia memandang Nay.

"Kalian selalu saja begini! Sepertinya Kallandra ada benarnya, apa harus kami berdua mengoperasi wajah seperti Kentara dan Kenzo, hah? Agar kalian berhenti berperang!" Mario masih memandang keduanya.

"Ya, sekalian buat luka di punggung yang sama persis agar aku semakin tergila-gila!" Kesal Nay beranjak dari duduknya.

"Ditambah punya bintang kehidupan di belakang kepala, berikan kami janji manis, maka kami akan semakin tergila-gila!" Florensia tersenyum.

"Kalian yang semakin menggila! Aku tidak mengerti mengapa wajah itu bisa membuat kalian seperti ini? Apa yang dia janjikan sampai kalian seperti ini?" Mario frustrasi.

Nay memutar bola matanya malas. "Aku benar-benar lelah, aku mau istirahat, jadi, aku akan tidur di salah satu kamar apartemen ini tidak peduli kau mengizinkan atau tidak, Mario!" Berjalan menuju salah satu kamar.

"Istirahat lah, Flo! Aku akan membereskan berita miring itu sebelum siang," Mario kemudian meninggalkan Florensia.

Florensia menyandarkan tubuhnya yang lelah ke sofa. "Huh, siapa sebenarnya Kenzio kalau dia bukan Kentara? Secara DNA jelas bukan, tapi, dia seperti mengingat pembicaraan antara Kentara dan Nay begitupun aku dan Kentara, ini gila! Benar-benar gila!" Mengacak rambutnya sendiri.

🌗

Nay keluar dari salah satu kamar dan akan menuju ke dapur disana terlihat Florensia seperti sedang menyiapkan makanan membuat Nay memalingkan wajahnya dan segera membuka kulkas untuk mengambil sebotol mineral dingin sekedar menyegarkan tenggorokan nya.

"Makanlah selagi hangat," Florensia meletakkan sepiring pasta di depan Nay.

"Apa kau menaruh racun?" Tanya Nay curiga.

"Kita akan mati bersama kalau begitu," sahut Florensia tersenyum sinis.

Nay kemudian memutar pasta itu dengan garpu yang dipegangnya. "Apa bintang kehidupan itu hanya milik Kenzo?"

Florensia menghentikan aktivitasnya yang sedang menyiapkan bekal makan siang untuk Mario. "Aku rasa memang hanya Kenzo yang memilikinya, aku pernah ditiduri oleh Kentara dan Kenzo jelas aku tahu perbedaan nya?" Tersenyum pada Nay.

Gerakan Nay memutar pasta berhenti kemudian menatap Florensia. "Ditiduri seperti apa?"

Florensia tersenyum. "American style eumm, bercinta. Kentara yang pertama kali mengambil mahkota ku karena dia sedang marah besar mengira aku mengkhianati nya."

"Kentara juga pernah menceritakannya, dia bilang sampai kapanpun gak akan bisa lupa kejadian itu," Nay menunduk.

"Setelah itu aku kabur ke Jerman, aku bertemu wajah itu lagi meminta maaf dan memohon untuk kembali bersama, aku yang bodoh dan naif setuju untuk kembali tanpa aku tahu sebenarnya wajah itu adalah Kenzo. Kami melakukannya berulang kali, dia berjanji akan bertanggungjawab walaupun dia juga punya wanita lain sebagai penghangat ranjang nya," Florensia tersenyum.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang