28 - Lamaran Kallandra

41 6 0
                                    

- aku telah hampir sampai di titik dimana aku akan memilikimu selangkah lagi dan aku tidak ingin semua usaha ini menjadi sia-sia - Adhebran Kallandra Andrean.

Kallandra tersenyum puas setelah bertemu client nya yang sudah menandatangani kontrak kerjasama dengannya itu.

Tidak salah ia meninggalkan pekerjaannya di Italia demi tinggal di Macau, rencana yang awalnya hanya menghadiri pernikahan Kenzo dan Harly berubah menjadi sebuah pekerjaan, Kentara memintanya memimpin Allaina, perusahaan properti yang merupakan kerjasama antara orang tua Kentara dan Kenzo dengan orang tua Nay.

Kini ia adalah pimpinan Allaina, bukan hanya sekedar itu kini ia juga dijodohkan dengan Nay, pria mana yang sanggup menolak pikir Kallandra?

Seperti yang diketahui Nay tidak terlalu berminat pada bisnis properti milik orang tuanya itu, ia menyukai dunia model dan dunia kuliner, tidak heran ia juga membuka resto dan caffe membuat beberapa pengusaha senior kagum pada Nay karena mempunyai bisnis di usia muda.

Iqbal ayah Nay benar-benar menginginkan pria yang sempurna untuk mendampingi putrinya nanti dan satu lagi harus pintar berbisnis, Kallandra sudah masuk dalam kriteria nya tidak salah lagi.

Kallandra sudah membuktikan kemampuan nya itu pada Iqbal dan kini hanya ia satu-satunya kandidat sebagai calon menantu bagi Iqbal, pria itu harus berbangga diri untuk saat ini.

"Nay, ini ada beberapa tawaran kontrak kerjasama untuk tahun depan, aku ada beberapa saran dan kamu tinggal lihat aja mana yang menurut kamu cocok?" Michael memberikan setumpuk surat kontrak membuat sudah pusing duluan.

"Lo bilang beberapa?" Nay berwajah kesal.

"Kamu mau lihat yang sebenarnya saat belum dipilah?" Tantang Michael tersenyum.

Nay menghela napas panjang. "Gue udah dikontrak Meccayu selama lima tahun 'kan? Yaudah buat apa lagi?" Malas membaca surat kontrak yang bertumpuk.

Michael menggeram sambil memukul kepala Nay dengan majalah yang digulungnya. "Lo pikir bakal pemotretan tiap hari hanya mengandalkan Meccayu aja? Paling buat makan doang, kebutuhan lainnya lo gimana? Hidup ini udah susah apalagi masih pandemi begini, lo juga punya tiga anak warisan dari mantan lo itu, pikirin semuanya!!!"

"Jadi, kalau gue hanya di kontrak Meccayu dalam sebulan bisa berapa kali gue pemotretan?" Tanya Nay serius.

"Sebulan hanya tiga kali, gue yakin bayarannya hanya buat makan sebulan doang, gak bisa shopping lo!" Ketus Michael.

"Iya iya gue bakal baca surat kontrak nya pelan-pelan tapi," kesal Nay mulai membaca salah satu surat kontrak kerjasama. "Tapi, gue males banget," menghela napas panjang.

Setelah pemotretan, Nay berganti pakaian biasa seperti saat ia datang tadi hanya menggunakan baju kaos lengan pendek berwarna hitam dipadukan jumpsuit jeans pendek berwarna biru kemudian duduk bersama para kru.

"Galau amat sih," Michael memberikan sekaleng minuman soda.

Nay menggeleng. "Gue rasanya capek, Mike. Capek banget, gak tahu kenapa?" Memandang Michael.

"Lo sering konseling 'kan? Masa gak ada perubahan," Michael menatap Nay serius.

"Gue rasanya gak ada semangat lagi, sekuat apapun gue berusaha lagi, yang ada gue drop, yang ada gue semakin down, gue bingung," Nay mengusap wajahnya.

"Namanya hidup pasti ada cobaan, lo nya harus sabar menjalaninya, hidup itu ada datang dan ada yang pergi, lo gak bisa minta orang buat stay selamanya hanya buat lo!" Nasehat Michael.

"Gue hanya merasa semua orang bohongi gue dan semuanya gak masuk akal, Mike. Lo ngerti 'kan perasaan gue, gue capek Mike, gue juga mau hidup normal bahagia, tapi, lo lihat 'kan kenyataan nya?" Nay menatap Michael.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang