32 - Merindukan Masa Lalu

48 8 0
                                    

- Aku mungkin melupakan kamu dan seluruh memori di dalamnya namun, aku merindukannya - Kenzio Agler Kaindra.

Kenzio memejamkan matanya berusaha menggali memori ingatannya namun, beberapa kali usahanya untuk mengingat masih belum membuahkan hasil.

Namun, di dalam hatinya seolah merindukan sesuatu yang kini tidak bisa dirasakannya seperti dulu.

Seperti dulu yang bagaimana? Apakah dulu hidupnya benar-benar indah dan membahagiakan?

Suara tertawa anak kecil membuat Kenzio tersenyum dan memejamkan matanya kembali, ia yakin bayangan itu adalah masa lalunya.

"Pa, Mama masih bobo ya?"

"Iya, biarin aja Mama istirahat, kasihan Mama capek,"

"Pa, ayo kita jalan-jalan,"

"Sebentar ya, Papa sama Mama lagi capek banget, sayang."

"Ampun Pa, geli,"

"Pa, ayo kita beli belbie,"

Suara-suara itu membuat Kenzio membuka matanya kembali kilasan memori itu begitu samar membuatnya tidak bisa melihat anak kecil itu bagaimana persis nya yang pasti suara gadis kecil lebih mendominasi.

Hatinya tiba-tiba menghangat saat kembali mengingat Kezia.

Deg!
Jantung pria berambut pirang itu berdegup kencang saat memikirkan gadis kecil itu.

Ada rasa hangat tiba-tiba menjalar di dalamnya membuatnya merindukan sesuatu yang tak bisa diingatnya.

🌗

Nay seperti biasa menyiapkan sarapan membuat yang duduk menunggu seperti Kallandra, Kezia, Kenzi bahkan babby Ken menunggu dengan tidak sabar.

Masakan sederhana namun, sungguh menggoda bagi mereka berempat yang selalu tak sabar untuk menikmati masakan Nay.

Muffin egg telah dihidangkan membuat mata Kezia berbinar sedangkan Kenzi dan babby Ken sudah hampir mencomot membuat Kallandra menahan tangan mungil keduanya dan mengatakan bahwa masih panas.

"Masih panas, sayang." Kallandra menggeleng dan mengambil muffin egg itu dengan garpu lalu meniup nya perlahan setelah dirasa cukup aman barulah pria itu menyuapi Kenzi dan babby Ken bergantian.

"Enak," Kenzi dan babby Ken bersemangat.

Kezia berkaca-kaca melihat babby Ken dan Kenzi disuapi oleh Kallandra. "Zia mau disuapin Papa," menunduk dan menghapus air matanya.

Kallandra tersenyum dan menyodorkan di depan gadis kecil itu. "Aaaa... Papa suapin,"

Kezia menggeleng. "Gak! Papa Kallan tuh bukan Papa Zia! Zia mau Papa Zia!" Teriaknya kemudian kembali masuk ke kamar.

Kallandra menghela napas panjang. Ia selalu di tolak Kezia meskipun sudah seribu satu cara nya berusaha meluluhkan hati gadis kecil itu agar bisa menjadi seorang ayah bagi gadis kecil itu.

Nay memejamkan matanya saat baru saja bergabung di meja makan.

"Gak papa sayang, aku akan berusaha lagi supaya Kezia menerima aku," Kallandra menggenggam tangan Nay.

"Dia memang bukan anak aku tapi, kenapa aku sakit banget dengarnya." Nay mengusap wajahnya.

🌗

Kenzio sudah berada di depan sekolah Kezia dan Kenzi membuat Kezia yang baru saja pulang sekolah langsung berlari menghampiri Kenzio.

"Papa," teriak Kezia senang.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang