24 - Konflik Yang Tidak Terkendali

46 11 0
                                    

- Aku hanya ingin satu permintaan saja, kembalikan ingatanku agar aku tidak merasa tersiksa dan bersalah padanya - Kenzio Agler Kaindra.


New York,

Kalea memberikan secangkir hot americano pada suaminya, Kennandra yang sedang memantau perkembangan bisnis besar mereka.

"Aku khawatir pada Kenzio," keluh Kalea.

Kennandra memandang istrinya. "Apa yang kau khawatir 'kan dengan putra kita?"

Kalea menghembuskan nafas panjang, kekhawatiran nya sebagai seorang ibu pada putra tercintanya yang kini sedang berada di negara lain dalam kondisi amnesia membuat dunia seolah akan runtuh. "Orang-orang kita mengatakan bahwa Kenzio mendekati gadis itu,"

"Ah putri sulung Mr. Iqbal pemilik saham Allaina, dia seorang model sama seperti Jennifer yang aku ketahui," ucap Kennandra.

"Aku tidak peduli siapa gadis itu, aku hanya memikirkan putraku yang diajaknya bernostalgia, apa dia itu waras? Kenzio putra kita," kesal Kalea.

"Kita tidak pernah tahu siapa kekasih Kenzio putra kita lalu saat Kenzio koma beberapa bulan waktu Jennifer datang mengakui bahwa Kenzio kekasihnya dan mereka mempunyai bukti," jelas Kennandra.

"Kalau begitu Kenzio dan Jennifer harus bertunangan!" Tegas Kalea tidak ingin dibantah.

🌗

Mario menyusup masuk rumah sakit menyamar sebagai dokter untuk mengetahui kebenaran kematian Kentara, semua sudah direncanakan dengan matang oleh dirinya, Florensia dan Jennifer.

Florensia dan Jennifer tentu saja menyamar sebagai perawat yang bertugas untuk membackup Mario selama proses berlangsung.

Mario memasuki sebuah ruangan dan membuka komputer kemudian memasukan beberapa virus untuk meretas data tersebut.

Florensia dan Jennifer ikut membantu mencari arsip secara manual namun, mencari data beberapa bulan lalu ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan kedua wanita itu.

Jennifer memfoto data atas nama Kentara sementara Florensia menemukan data atas nama Kenzio dan segera memfoto nya melalui handphonenya itu.

Mario fokus pada peretasan data yang masih berjalan itu sambil memantau situasi melalui anak buahnya yang berjaga di sekeliling rumah sakit.

"Bos, putih 1 mendekat,"

"Diterima," jawab Mario kemudian bergegas mengembalikan komputer seperti semula dan mengajak kedua wanita itu mengikuti nya keluar ruangan.

Ketiganya berjalan dengan tenang hingga tidak ada kecurigaan sedikit pun.

Mario segera menuju mobilnya diikuti Florensia dan Jennifer, ketiganya melepas atribut penyamaran itu dan menjauh dari rumah sakit.

"Gimana Lo berhasil meretas data disana?" Tanya Jennifer setengah takut.

"Lo pikir kayak mindahin data ke flashdisk gitu? Gue gak berhasil maybe, next time. Ini bukan hari keberuntungan," kesal Mario.

"Tapi, aku berhasil menemukan data di arsip yah walaupun gak selengkap di dalam komputer pastinya," Florensia tersenyum menunjuk bukti foto pada Mario.

"Gue juga," Jennifer menunjukkan bukti itu pada Mario.

"Pergerakan kita terbatas, Kallandra mengawasi kita semua terutama Nay, gue gak tahu sejak Nay bilang dia yakin Kentara masih hidup itu anak agak uring-uringan jadinya, padahal seharusnya dia ikut menyelidiki tapi, malah gak peduli dan malah bawa Nay ke psikolog," ucap Mario.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang