29 - Cincin Lamaran

33 6 0
                                    

- Bagian mana yang aku lewatkan? Aku mengingat semuanya dari awal aku mengenalnya hingga akhir hidupnya lalu siapa sebenarnya pria yang kuanggap kekasih selama ini - Nastiti Adha Iqbal.

Nay membongkar koleksi perhiasannya pemberian Kentara dulu, Kentara dulu memang pernah memberinya beberapa cincin, cincin pertama adalah cincin yang Kentara berikan sewaktu pria itu berulang tahun dan langsung melamarnya, cincin kedua adalah cincin yang Kentara berikan sewaktu mereka makan malam bersama.

Cincin kedua itu juga yang pernah Nay lemparkan tepat diwajah Kentara saat pria itu mengakhiri hubungan mereka pertama kalinya sebelum berpura-pura meninggal agar dirinya bisa melupakan pria itu.

Lalu satu tahun berlalu Kentara ternyata masih hidup membuat kisah cinta mereka kembali secara sembunyi-sembunyi Kentara kembali memasanginya cincin yang sama.

Cincin yang ternyata kini bernama Kenzo Alliandra Callins padahal Nay ingat persis cincin itu berukiran nama Kentara bukan Kenzo yang merupakan kembaran pria itu.

"Kentara memang kasi dua cincin, aku ingat persis dua-duanya berukiran nama Kentara. Kenapa hanya satu cincin ukiran nama Kentara, kenapa cincin ini ukiran nama Kenzo?" Nay memandangi kedua cincin itu.

Nay berusaha menggali ingatannya sebelum insiden penembakan itu terjadi terlintas Kenzo pernah memberikannya sebuah kalung, ya, Kenzo hanya pernah memberinya sebuah kalung bukan cincin.

Gadis berambut cokelat kemerahan itu merasa pusing saat suara-suara tembakan terngiang-ngiang di telinganya.

"Nay, aku mohon bangun, Nay, jawab aku!"

Nay membuka matanya. "Gak! Gue gak pingsan waktu itu, gue gak melewatkan kejadian apapun bahkan gue sendiri yang ngejar orang-orang itu!" Berusaha mengingat insiden penembakan itu.

Bukankah sejak kejadian insiden penembakan itu semuanya menjadi kacau bahkan tiba-tiba Kentara divonis menderita HIV/AIDS membuat Kentara mengakhiri hubungan mereka secara tragis.

Gadis itu kembali menyimpan kotak perhiasannya dan memegang sekitarnya ia rasa benar-benar tidak mampu untuk memahaminya saat ini kepalanya benar-benar terasa berat.

"Sayang, hei kamu kenapa?" Kallandra menahan gadis itu yang hampir terjatuh membuat Nay kaget melihat Kallandra.

"Kallan," panggil Nay kaget bukan main kenapa tiba-tiba Kallandra berada di kamarnya, sejak kapan pikirnya sendiri.

"Nay, hei, kamu kenapa?" Kallandra menepuk pelan kedua pipi gadis itu membuat Nay tersadar.

"Hah?" Nay kebingungan.

"Kamu mikirin apa sih sayang sampai sekeras itu kelihatannya? Kamu bisa cerita sama aku, heum?" Kallandra tersenyum.

Nay menggeleng. "Aku gak mikirin apa-apa. Emang aku mikirin apa?" Tersenyum seadanya.

Kallandra tahu Nay berbohong namun, ia tidak mau mengorek lebih lanjut yang bisa saja membuatnya akan bertengkar nanti dengan gadis ini.

"Anak-anak udah nungguin kita," ajak Kallandra tersenyum menggandeng tangan Nay.

Baru saja keluar dari kamarnya keduanya kini ditahan oleh Kenzi yang sedang bermain pistol-pistolan bersama babby Ken.

"Doooorrr,,, doooorrrr," teriak Kenzi dan babby Ken mengarahkan senjata mainannya kearah Kallandra dan Nay.

Nay seketika deja vu mengeratkan pegangannya pada lengan Kallandra, Kallandra hanya tersenyum ia mengira ini hanya akting ketakutan gadis itu saja.

"Siapa kalian?" Kallandra berakting.

"Dooorr,,, dooorrrr,,,," teriak babby Ken mengarahkan senjatanya kearah Kallandra.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang