- Aku tak tahu harus melakukan apa namun, keinginanku hanya satu,,, melihatmu baik-baik saja - Kenzo Alliandra Callins.
Kenzo sekali lagi memastikan alamat yang tertera di handphonenya dengan lokasinya saat ini dan Kenzo kemudian membayar ongkos taksi yang sudah membawanya ke alamat ini dan keluar dari taksi tersebut sambil membawa satu tas jinjing miliknya.
Pria berambut pirang keemasan itu memandang rumah besar berlantai dua bernuansa putih itu seksama, dalam hatinya lega karena anak-anaknya diberikan fasilitas terbaik oleh Nay bahkan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah besar bukan rumah sewa atau kontrakan sejenisnya.
Mario bercerita waktu itu bahwa Nay membeli rumah itu secara terpaksa karena terdesak dan Nay juga membeli rumah lain berdekatan dengan para sahabatnya yang kini sedang direnovasi besar-besaran agar tinggal dengan nyaman.
Sebenarnya rumah ini termasuk kategori nyaman jika Kenzo lihat namun, para warga disini terlalu usil sepertinya meskipun tinggal di kawasan elit namun, mereka berkelakukan seperti tinggal di gang sempit saja pikir Kenzo memperhatikan sekitarnya.
Belum masuk rumah Nay sudah para warga disini yang menyambutnya, ini yang membuat Kenzo malas tapi, kalau dia tidak meladeni maka dirinya akan dianggap sombong dan dikucilkan di komplek ini.
"Oh mau kerumah nya ibu Nay? Ada urusan apa sama ibu Nay?"
Kenzo memegang tengkuk belakang nya yang terasa penat sambil memasang senyum tak enak.
"Beberapa hari yang lalu ada juga cowok bule katanya kakaknya ibu Nay, beda banget lho kakaknya ramah banget sementara adiknya sombong banget begitu,"
Kenzo hanya tersenyum mendengarnya.
Sudah di duga dengan kebiasaan Nay yang super cuek itu pada sekitarnya membuat gadis itu pasti dikucilkan di komplek ini.
"Heran deh sama ibu Nay itu suaminya gak pernah kelihatan selama tinggal disini, tapi, udah banyak temen-temen pria nya berkunjung kesini, mana tampan-tampan semua temannya,"
Teman-teman pria? Ah iya Kenzo ingat Nay punya sahabat blueblood disini.
"Nah sekarang ada cowok bule lagi kesini,"
Kenzo hanya tersenyum.
"Papaaaaa," teriak Kezia, Kenzi dan Ken Jr melihat Kenzo di luar pagar kemudian berlari ke halaman untuk membukakan pagar itu.
Seketika para ibu-ibu yang mengerumbungi Kenzo menyingkir.
Jika Kezia, Kenzi dan Ken Jr berteriak Papa maka bisa dipastikan Kenzo ini adalah suami dari Nay dan tadi mereka sudah mengatai-ngatai Nay.
Mario ikut membantu ketiganya membuka pagar yang tinggi menjulang itu.
"Gue pikir lo bakal nyasar," sapa Mario bersalam gentle dengan Kenzo.
"Gue hanya tinggal kasi alamat nya ke supir taksi gak bakal nyasar," sahut Kenzo tersenyum.
"Papaaaaa," Kezia, Kenzi dan Ken Jr memeluk Kenzo.
"Kalian baik-baik aja kan sama Mama?" Kenzo tersenyum mencium ketiganya bergantian.
Ketiganya mengangguk senang dan tak melepaskan pelukannya pada Kenzo sang Papa.
"Aduh pak, maaf ya kita gak tahu kalau bapak ini suaminya ibu Nay."
"Papa, ibu-ibu itu suka usilin Mama," adu Kezia menunjuk segerombolan ibu-ibu itu.
"Sssttss, gak boleh gitu sama orang yang lebih tua." Kenzo menggeleng.
"Sekali lagi kami minta maaf ya pak, kami tidak akan menganggu ibu Nay lagi. Kami hanya khawatir saja padanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince In Reality
RomanceSeri keempat dari My Ice Dosen Aku mulai mencurigai suatu kejanggalan dan berusaha mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya demi satu rasa, cinta. Aku masih percaya bahkan sangat percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah memisahkan dua orang yang saling...