14 - Mencoba Memahami

63 10 1
                                    

- Kali ini aku mencoba membiarkan kenangan itu hadir diantara kita dengan sebuah rasa hingga kamu lupa siapa aku, mereka dan dia - Kenzio Agler Kaindra


Kallandra mengantar Nay ke kampus, ya, mungkin dengan melanjutkan pendidikan S2 nya, gadis itu akan sibuk hingga lupa masalahnya pikir pria berambut hitam itu.

Nay tersenyum sebelum turun dari mobil pria berambut hitam itu."Kallan, thanks udah nganterin."

Kallandra membenarkan poni gadis berambut cokelat kemerahan itu yang memang jarang sekali dilihatnya. "Aku baru tahu kamu berponi,"

Nay lagi-lagi tersenyum."aku cantik 'kan?"

Kallandra tersenyum membenarkan."sangat cantik," kemudian mengecup kepala Nay.

Nay tersenyum tak enak."nanti aku pulangnya jalan kaki aja soalnya mau langsung ke studio, jadi, kamu gak repot."

"Aku gak pernah merasa direpotkan, sayang." Kallandra tersenyum.

"Dah," Nay melambaikan tangannya kemudian turun dari mobil pria itu.

Kallandra pun hanya mengklakson mobilnya kemudian meninggalkan area kampus membuat Nay berjalan santai menuju kelasnya yang hanya beberapa orang itu.

🌗

Saat pulang kampus Nay kaget karena ada Kenzio di depan gerbang tersenyum kearahnya membuat Nay setengah berlari dan tentu saja kaget karena pria berambut pirang keemasan itu tidak memberitahu sama sekali.

"Kenzio," Nay benar-benar kaget sambil memandang kanan dan kiri.

"Kamu kenapa sih, Nay? Kayak takut ketemu sama aku," Kenzio tersenyum.

Nay menggeleng."orang-orang bisa salah paham kalau lihat kamu disini, kamu bisa dikira Kentara, Kentara dulunya dosen di kampus ini."

Kenzio tersenyum sambil membenarkan poni Nay."apa masalahnya?"

Nay menarik tangan Kenzio agar segera menjauhi area kampusnya."kita harus pergi dari sini,"

Nay benar-benar ketakutan, jantungnya berdetak keras seperti ia mempunyai kekasih lebih banyak saja dan takut ketahuan kekasih lainnya.

Nay mengajak Kenzio ke taman kota kemudian duduk sekedar beristirahat sejenak disana.

"Aku benar-benar ketakutan sekarang, aku salah gak sih?" Nay menggigiti kukunya.

Kenzio menggenggam kedua tangan Nay. "Nay, kamu jangan khawatir. Kamu punya aku,"

"Tapi, Kenzio, aku udah dijodohkan sama Kallan. Kamu juga udah punya pacar, Kallan udah baik banget sama aku, aku gak bisa mengkhianati dia begini," Nay hampir menangis.

"Sayang, kita akan hadapi sama-sama masalah ini. Kamu gak perlu takut ataupun khawatir." Kenzio berusaha menenangkan gadis itu.

Nay menghela napas panjang."kita salah gak sih?"

Kenzio tersenyum."gak ada yang salah untuk sebuah cinta,"

Nay tersenyum."jadi, gimana kamu udah dapat petunjuk dari orang tua kamu tentang kecelakaan yang kamu alami?"

Kenzio menggeleng."orang tua aku seperti menghindari saat aku bertanya, bukankah itu aneh?"

"Ya, kamu tanya aja baik-baik. Jangan bikin mereka tersinggung terkadang kalau yang dibahas kecelakaan bukan hanya korban kecelakaan yang trauma keluarganya juga mengalami trauma 'kan?" Nay cemberut.

"Ya, aku paham kamu kan anak psikologi," Kenzio melirik Nay.

Nay memukul pria itu."apa sih?"

Kenzio tersenyum memegang tangan Nay."kok kamu makin sadis ya?"

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang