43 - Surat Kematian Kenzio

37 8 0
                                    

- Lebih sulit menerima kebohongan atau menerima kenyataan - Kenzio Agler Kaindra.

Sakit kepala yang Kenzio alami tidak juga hilang membuat pria bermata amber itu memaksakan diri menemui dokter keluarga Kaindra untuk mengetahui kondisinya terkait kilasan memori di kepalanya yang sedikitnya sudah bisa ia ingat dan sakit kepalanya yang tidak juga kunjung hilang.

Pria berambut pirang keemasan itu ingin segera menyelesaikannya terkait dengan hal yang dialaminya kemarin, apakah kilasan itu benar-benar bagian dari masa lalunya atau tidak sama sekali.

"Terkait hal yang kamu alami, itu tidak ada hubungannya sama sekali pak Kenzio. Kilasan-kilasan memori yang anda ceritakan terkait ada dua pria kembar, sepertinya bukanlah bagian dari masa lalu anda itu sendiri, mungkin anda hanya melihat keduanya di masa lalu dan belum pasti salah satu dari dua pria kembar itu anda orangnya," dokter berbicara pada Kenzio.

Kenzio menautkan jari-jarinya gelisah. Dalam hatinya berpikir dokter ada benarnya juga siapa tahu memang ia hanya pernah melihat Kentara dan Kenzo pernah berdebat di masa lalu, belum pasti salah satu dari pria kembar itu adalah dirinya. "Saya hanya ingin mengingat bagaimana masa lalu saya, hanya itu." Memandang sang dokter.

"Saya paham dan percayalah perlahan tapi pasti anda akan mengingat masa lalu anda pak Kenzio, ini hanya soal waktu dan anda hanya perlu bersabar." Ucap dokter itu.

Kenzio memijat pelipisnya, ia sebenarnya tidak tahan dengan rasa sakit di kepalanya sejak kemarin menyebabkan nya tidak bisa tidur dengan nyenyak semalaman, wajahnya sudah tampak kelelahan dan tidak berenergi. "Baiklah, saya permisi." Beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan dokter tersebut.

"Pak Kenzio," panggil dokter itu khawatir akan keadaan Kenzio kemudian mengambil handphonenya menghubungi seseorang. "Halo Mr. Kaindra, putra anda baru saja mampir dan menceritakan beberapa hal,"

"..."

"Baik, kirimkan saja lokasi nya Mr. Kaindra saya akan segera kesana." Dokter itu bergegas keluar dari ruangannya.

🌗

Kallandra mengetuk pintu kamar Nay dan tidak ada jawaban membuat pria berambut hitam memberanikan diri membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci itu dan melangkah pelan memasuki kamar calon istrinya, ya, Nay adalah calon istrinya dan hanya tinggal menunggu waktu Kallandra akan menikahinya.

Hanya tinggal menunggu waktu dan semua perjuangan pria berambut hitam itu akan berbuah manis.

Kallandra menghentikan langkahnya saat melihat Nay tertidur pulas dengan posisi membelakangi nya terlihat gadis itu memeluk erat boneka beruang berwarna pink pemberian Kentara dulu membuat pria berambut hitam itu mengepalkan tangannya.

Pria berambut hitam itu perlahan duduk di tepi ranjang Nay sambil mengecup rambut gadis itu kemudian mengusapnya perlahan agar tidak mengganggu tidur gadis itu. "Kamu masih menyimpan namanya di palung terdasar hati kamu meskipun dia sudah tiada. Aku tahu mungkin perbuatan aku tidak akan termaafkan Nay tapi, ini semua beralasan dan percayalah bahwa aku sangat mencintai kamu, aku hanya ingin kamu bahagia dan semoga kamu tidak akan pernah tahu perbuatan aku," mengecup kepala Nay sekali lagi kemudian keluar dari kamar gadis itu perlahan.

"Ken, Kentara." Panggil gadis itu dalam tidurnya.

🌗

Kenzio memasuki rumahnya yang dalam keadaan sepi membuatnya bingung biasanya Mom akan menyambut kepulangan nya dan mengajak nya makan malam, walaupun ia pulang larut malam Mom nya tetap setia menunggu nya memastikan dirinya sudah makan malam.

"Mom," panggil Kenzio bingung menyusuri rumah nya yang sepi seperti tanpa penghuni. "Kenapa tidak ada siapapun?" Keluh pria berambut pirang keemasan itu.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang