36 - Jiwa Yang Tergenggam

29 6 0
                                    

- aku melihatnya dan aku merindukannya membuatku hilang kendali lagi, bayangan yang tak nyata namun, aku selalu melihatnya seolah nyata - Nastiti Adha Iqbal

Beberapa waktu terakhir restoran kembali sepi seiring melonjaknya kasus pandemi membuat Nay sebagai pengusaha restoran ikut memutar otaknya agar restoran yang baru dirintisnya kurang dari setahun itu tidak terancam bangkrut bahkan sampai tutup permanen.

Sudah banyak para pengusaha yang gulung tikar karena pandemi saat ini membuat Nay bukan hanya memikirkan nasibnya tapi, juga memikirkan nasib karyawan yang sudah bekerja padanya.

Para karyawan yang bekerja rata-rata adalah mahasiswa yang bekerja untuk bertahan hidup.

Nay tahu bagaimana kerasnya hidup di Macau maka dari itu ia terus memikirkan bagaimana nasib restoran serta para karyawan nya itu.

Bahkan menyediakan layanan delivery pun juga hanya sedikit yang memesan layanan tersebut.

Ditambah pemerintah pun membatasi jam buka tutup restoran membuat para pelaku usaha kuliner semakin resah saja.

Jam buka tutup restoran ditetapkan pemerintah dari mulai pukul 10:00 - 18:00.

Nay akhirnya memutuskan untuk tetap membuka restoran nya walaupun sepi pelanggan, banyak para pengusaha mengajaknya untuk berdemo dan menutup saja restorannya sebagai aksi mogok solidaritas para pengusaha namun, Nay memutuskan untuk tetap membuka restorannya mengikuti aturan pemerintah saja.

Satu hal yang membuat Nay masih bertahan hingga detik ini adalah karena restoran ini dibangun atas dasar cinta.

Kentara yang membangun nya dan mewujudkan impiannya.

"Sayang, hei," Kallandra sudah berdiri di samping gadis itu.

Nay tersenyum tipis. "Gimana kerjaan kamu, lancar?"

Kallandra menghela napas panjang. "Ya, begitulah. Hanya mengawasi proyek yang berjalan tanpa ada tambahan proyek baru,"

Nay mengangguk paham. "Tapi, investor kita masih aman 'kan?"

Kallandra tersenyum. "Kamu tenang aja, sayang. Percayakan itu sama aku,"

Nay tersenyum. "Aku siapin makan siang kita dulu ya, lagipula bentar lagi pasti Mario datang, gak papa 'kan aku tinggal?"

"Kenapa kamu gak minta karyawan kamu aja buat nyiapin makan siang kita?" Protes Kallandra menahan Nay.

Nay tersenyum. "Aku gak rela aja calon suami aku makan masakan orang lain," menepuk pundak Kallandra kemudian meninggalkan pria itu.

Kallandra menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Sabar Kallandra, sebentar lagi, sebentar lagi Nay akan jadi milik lo!" Mengepalkan kuat tangannya.

🌗

Mario bersama Florensia terlihat memasuki restoran Kenna, sengaja memang sebenarnya Kallandra dan Nay mengundang mereka di acara makan siang ini karena sudah lama tidak bertemu dan bertukar pikiran terkait bisnis yang mereka jalani masing-masing.

Sebenarnya hubungan Mario dan Florensia tidak cukup baik untuk saat ini setelah kejadian beberapa waktu lalu namun, Mario terus berusaha membuat Florensia percaya bahwa dirinya sudah berubah.

Bukan lagi sebagai pemain cinta.

"Sudah lama menunggu?" Mario tersenyum melihat Kallandra yang sudah duduk sambil membaca majalah bisnis.

Kallandra tersenyum. "Baru saja, oh ya, Nay sedang memasak di dapur untuk makan siang kita mungkin sebentar lagi akan menyusul," mempersilahkan Mario dan Florensia duduk di depannya.

My Ice Prince In RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang