Part 44

49 6 2
                                    

"Darimana direktur tau kalau buah ini bisa dimakan. Ini tampak tidak bisa Kita makan" ucap Bomi menatap buah berwarna kecoklatan yang ia pegang.

"Tentu saja aku tau, aku pernah memakannya. Rasanya hampir sama seperti puding. Tapi aku tidak terlalu suka pada buah ini" ujar Hyungwon.

"Lalu apa nama buah ini" tanya Bomi kembali. Hyungwon mengaruk lehernya dan menggeleng tidak tau.

"Lupa" ucapnya singkat. Bomi pun memakan buah itu dan ia sedikit terkejut dengan rasa buah Itu.

"Ini enak. Rasanya memang seperti puding rasa coklat" ucap Bomi lahap memakan buah Itu. Hyungwon terkekeh kecil melihatnya. "Apa direktur tidak mau, ini enak sekali" tanya Bomi menyodorkan separuh dari buah yang ia makan, Hyungwon menggeleng tidak.

"Aku tidak lapar, kau saja yang makan"

"Aku pikir, aku akan mati tadi" ucap Bomi lirih menghentikan makannya, Hyungwon menatapnya bersalah. "Saat direktur pergi meninggalkanku, tidak lama Itu juga ada empat orang yang tidak tau siapa, berada di tempat itu dan hampir saja aku ketahuan. Aku ketakutan dan beruntung ada seekor harimau yang entah datang darimana menghampiri mereka dan salah satu dari mereka menembak harimau itu" jelas Bomi, Hyungwon meraih tangan Bomi dan membelai pipi Bomi sebentar.

"Maafkan aku" ucap Hyungwon bersalah.

"Tidak, direktur Chae tidak perlu meminta maaf. Lagipula harimau itu telah menyelamatiku dari mereka. Aku harus berterimakasih padanya" ucap Bomi tersenyum Dan memakan buah Itu lagi.

"Bagaimana denganku, aku telah menyelamatimu dan tanganku belakangku lelah mengendongmu. Apa kau tidak mau berterimakasih padaku juga" ucap Hyungwon terdengar kesal.

"Direktur Chae Hyungwon, aku juga pernah mengendongmu, memapahmu. Apa direktur pernah berterimakasih, tidak ada kan. Lalu kenapa direktur harus marah tentang ini. Aneh" jelas Bomi kesal.

"Aku, aku kan manusia dan ia hewan. Mana bisa kau bandingkan seperti itu" ujar Hyungwon lagi. Bomi berdesis dan menggelengkan kepalanya kesal.

"Entahlah apa yang harus aku katakan lagi, itu saja dipermasalahan. Dasar tantrum" ucap Bomi berjalan pergi, Hyungwon segera mengejarnya.

.....

"Kami masih belum bisa menemukan anak anda" ucap Byunghun bersalah.

"Apa yang harus aku lakukan, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya. Byunghun tolonglah aku, cepat cari anakku sampai ketemu, aku mohon" ucap Sena, Taehyun mengelus bahu istrinya untuk bersabar.

"Bertenanglah istriku. Hyungwon pasti akan baik-baik saja"

"Kami akan berusaha lebih keras lagi" ujar Byunghun bersalah.

Seseorang mengetuk pintu untuk menemui Byunghun dengan tergesa-gesa.

"Pak Lee, Kim Youngsoo telah kabur melarikan diri. Kita harus mengejarnya segera pak" ujar Anak buah Byunghun.

"Apa, bagaimana ini bisa terjadi. cepat siapkan Mobil dan kerahkan anggota yang lain untuk mengejarnya" ujar Byunghun dan anak buahnya mengangguk mengerti lalu pergi. "Aku pergi dulu. Kalian bertenanglah, kami pasti akan menemui Hyungwon hari ini juga" ucap Byunghun mengyakinkan Sena dan Taehyun, lalu pergi. Keduanya menatap satu sama lain.

.....

"Seharusnya aku yang marah dan bukan kau. Bomi jangan berjalan begitu cepat, nanti kau terpele...." belum habis Hyungwon berbicara, Bomi terpeleset dan jatuh terduduk.

"Lihatlah, kau menyumpahiku terpeleset bukan. Aduh bokongku sakit" ujar Bomi menatap Hyungwon kesal dan mengelus bokongnya sakit. Tawa Hyungwon pun pecah dan semakin membuat Bomi sangat kesal padanya "Tertawalah sesukamu, dasar tantrum" ucap Bomi berjalan tertatih-tatih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang