Part 37

193 22 7
                                    

Pagi yang cerah.
Bomi begitu bersemangat memulai pagi hari ini. Entah kenapa ia begitu sangat senang. Di sepanjang jalan ia tidak henti-hentinya tersenyum sendiri. Apakah ia sudah gila. Ah tidak-tidak, bukan karna itu. Jika di pikirkan lagi, ia bahagia karna hari ini adalah hari dimana ia akan memulai sebuah perubahan kecil. Semua masalah telah selesai dan ia senang karna itu. Sembari menenteng bekal yang sudah ia buat.
Beberapa saat ia membayangkan bagaimana Hyungwon mengurusnya yang sedang sakit. Membayangkan itu, membuatnya terkekeh kecil.
Sesampainya ia di kantor, ia segera pergi ke ruangannya diikuti oleh Namjoo, Naeun dan Chorong. Bomi pun di buat kaget oleh ketiganya ketika ia berbalik badan.


"Astaga. Ada apa ?" Bomi mengelus dada nya kaget. Ketiganya melipat tangan di dada seraya menatapnya intens dan penuh selidik.

"Apa yang terjadi kemarin, kenapa Hayoung mencarimu dan kenapa kau tidak masuk setelah itu" tanya Naeun.

"Apa kau bolos atau mogok kerja hah" tambah Namjoo.

"Jawablah cepat. Kau tidak tau jika kami sangat penasaran sekali. Bagaimana bisa kau bertemu dan berteman dengan Hayoung. Kau bisa jelaskan bukan" tambah Chorong lagi. Namjoo menyipitkan matanya.

"Apa jangan-jangan kau adalah teman yang ingin Hayoung perkenalkan kemarin kepada kami waktu itu. Ayo jawablah" pinta Namjoo tidak sabar. Bomi mengkode jari telunjuknya untuk diam.

"Shuut, diam. Bisakah kalian bertanya satu persatu. Bagaimana aku bisa menjawabnya jika kalian bertanya terus menerus tanpa henti" jawab Bomi, Chorong berdecak kesal.

"Ya sudah, jawab saja yang ada" perintah Naeun.

""Heh, aku akan menjawabnya nanti. Bukankah ini masih di jam kerja. Daripada nanti bos melihat kita berbincang yang tidak penting. Lebih baik kalian semua kembalilah bekerja. Aku tidak mau sampai-sampai di marah, apalagi di pecat nantinya. Jika kalian mau di pecat, maka teruslah berada di sini sampai ketahuan oleh bos. Ok" ujar Bomi dan duduk di bangkunya.

"Oh ayolah Bomi, jangan berdalih" ucap Naeun berdiri di sebelahnya. Bomi menggeleng tidak.

"Aku tidak berdalih"

"Kalau begitu jawab saja pertanyaan kami. Tidak susah kan" pinta Namjoo lagi. Di setujui oleh Chorong dan Naeun.

"Maaf, aku..."

Kring.. Kring..
Telepon berbunyi dari Hyungwon dan memotong ucapan Bomi. Bomi pun mengangkatnya dan sebelum itu ia meminta Namjoo, Naeun dan Chorong untuk keluar dari ruangannya. Ketiganya pun berdecak kesal padanya.


"Ya, ada apa direktur ?"

Setelah menerima panggilan itu, pun pun keluar seraya menenteng sebuat tas kecil dan memeluk berkas yang di pinta oleh Hyungwon. Bomi pun sedikit kepayahan membuka pintu itu. Setelah berhasil, Bomi masuk dan segera juga menyerahkan berkas itu. Ia pun berdiri menatap ke arah Hyungwon penuh arti. Hyungwon juga heran padanya.


"Ada apa ?" tanya Hyungwon tanpa melihatnya. Bomi tersenyum malu.

"Direktur Chae, maaf soal tadi pagi. Aku tidak sengaja memukul direktur karna aku terkejut dengan kehadiran direktur yang tidak aku ketahui. Oleh karna itu aku meminta maaf dan juga, aku tidak tau kenapa direktur ada disana. Aku tidak yakin apakah direktur yang merawatku ataupun tidak. Tapi, aku sungguh berterima Kasih pada direktur. Sebagai permintaan maaf dan ucapan terimakasihku, aku telah membuat sesuatu yang bisa menganjal perut direktur pagi ini. Ya walaupun itu tidak seberapa dengan apa yang direktur terima" ucap Bomi sembari tersenyum manis. Hyungwon mengerenyit heran atas sikap Bomi yang ramah itu. Bomi meletakan bekal itu ke atas meja.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang